Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Koalisi Keumatan menggelar acara silaturahim dan tukar pikiran dengan Dewan Penasihat Persaudaraan Alumni (PA) 212 di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (23/7/2018) malam.
Dalam pertemuan yang berlangsung selama dua jam 30 menit tersebut disepakati Partai Koalisi Keumatan akan mengusung calon presiden-wakil presiden di Pilpres 2019.
"Kemungkinan besar partai koalisi keumatan akan mencalonkan Prabowo Subianto sebagai capres dan terus menggodok nama cawapres (mengerucut pada dua nama)" kata Ketua media centre PA 212, Novel Bamukmin, Selasa (24/7/2018).
Untuk calon pemimpin bangsa, kata dia, Partai Koalisi Keumatan dan Dewan Penasihat Persaudaraan Alumni 212 akan mematangkan capres-cawapres yang diusung melalui Ijtima Ulama pada 27-29 Juli.
Selain melakukan Ijtima Ulama, menurut dia, Partai Koalisi Keumatan juga akan meminta saran dari tokoh Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab.
"Tentunya setelah ada rekomendasi dari HRS di Makkah," kata Novel.
Baca: Tiket Elektronik KRL Hari Ini Sudah Kembali Normal di Seluruh Stasiun Jabodetabek
Adapun, Partai Koalisi Keumatan terdiri dari sejumlah parpol, seperti Gerindra, PAN, PKS, PBB, dan Partai Berkarya. Namun, di pertemuan Senin malam, perwakilan PKS dan Berkarya tak hadir karena padatnya agenda partai.
Sementara itu, tokoh-tokoh yang hadir, yaitu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto didampingi sekjen dan waketum, Ketua Dewan Pertimbangan PAN didampingi sekjen, Sekjen PBB, dan Waketum Partai Idaman.
Sementara dari kalangan ulama dan tokoh PA 212 hadir : KH Kholil Ridwan (DDII), KH Ahmad Shobri lubis (ketum FPI), KH Maksum Bondowoso, KH Ahmad Maksum Ciamis, Abah Raud (Adzikra), usamah Hisyam (ketum Parmusi), KH Misbahul Anam (GNPF Ulama), Syarwan Hamid, Egy Sudjana, Ahmad Mikhdan serta tokoh tokoh lainnya.
Di pertemuan itu, mereka saling bertukar pikiran mengenai masalah keumatan dan kebangsaan diantaranya masalah Pertahanan NKRI, PLN, Pertamina, Garuda, dan sebagainya.
Novel menilai ada kesamaan pandangan di antara peserta pertemuan bahwa bangsa ini harus segera diselamatkan, kepemimpinan nasional harus ada pergantian.
Dia menambahkan, dalam masalah kepemimpinan nasional Indonesia harus dipimpin oleh pemimpin yang berani dan tegas serta tidak berkhianat kepada bangsa dan agama.
"Persatuan umat harus diikat terus oleh karenanya dalam waktu dekat akan segera deklarasi koalisi partai keumatan," tambahnya