TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Indonesian Corruption Watch (ICW), Emerson Yuntho, secara tegas menyoroti para parpol di Indonesia yang tak menunjukkan sikap antikorupsinya.
Emerson mengatakan komitmen partai politik melawan korupsi sangatlah jelek. Ia pun mencontohkannya dengan situasi terkini yakni operasi tangkap tangan (OTT) Kalapas Sukamiskin oleh KPK.
Ia merasa heran karena ada yang menyebut OTT KPK recehan. Bahkan, tak ada yang bersuara keras terhadap Kemenkumham.
"Soal Lapas Sukamiskin kena OTT, ini kan nggak ada yang bersuara keras. Jadi, misalnya kasus OTT lapas itu nggak ada tuh parpol bilang Yasonna harus dicopot," ujar Emerson, di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (26/7/2018).
"Dan kedua malah mereka menyalahkan KPK. Bilang KPK OTT recehan. Ini yang kita lihat keresahan soal antikorupsi di publik gede banget tapi nggak diimbangi sama parpol yang nggak pernah wacanakan antikorupsi," kata dia.
Selain itu, menurutnya isu korupsi di parpol bukanlah isu yang menarik. Buktinya hingga kini, tak ada parpol yang berkampanye pilih caleg anti korupsi.
Karena, kata dia, sering kali di internal partai ada bentuk toleransi terhadap teman yang terjerat masalah korupsi.
Emerson pun menegaskan bahwa negara ini masih memberikan rasa nyaman kepada korupsi.
"Indikatornya sederhana, tersangka korupsi diusung, mantan napi korup diusung lagi, ini kan masih juga menjadi pertanyaan," tegas Emerson.
"Makanya parpol nggak ada yang kampanye pilih caleg anti korupsi, pilih caleg yang melawan korupsi, nggak ada yang begitu," ujarnya.