News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gempa di Lombok

TNI Berangkatkan 82 Pasukan Medis Bantu Korban Gempa Lombok

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Potongan viral video kepanikan warga akibat gempa 7 SR di Lombok Utara, NTB Minggu malam 5 Agustus 2018

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - TNI memberangkatkan 82 pasukan dari Malang ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk membantu penanganan korban pasca gempa bumi yang terjadi di Lombok.

Kapuspen TNI. Mayjen TNI MS. Fadhilah mengatakan, atas perintah Panglima TNI. Hadi Tjahjanto, TNI telah memberangkatkan 82 pasukan dari batalyon kesehatan untuk membantu korban gempa di Lombok.

"Pagi ini, atas perintah Panglima TNI. Telah diberangkatkan Bankes Gulbencal di Lombok Yonkes 2/YBH/2 Kostrad pada Senin, 6 Agustus 2018 Serpas menuju NTB melalui Bandara Abdul Rachman Saleh," ucap Fadhilah melalui keterangan tertulis, Senin(6/8/2018).

Selain menerjunkan personel, TNI juga membawa sejumlah alat kelengkapan 9 buah tenda. TNI juga membawa bantuan berupa puluhan meja dan kursi, 1 unit genset hingga 6 unit AC.

TNI juga mengirim kendaraan berupa 3 unit truk, 3 unit truk box, hingga kendaraan bantuan lainnya.

Tidak hanya di Malang, bantuan dari TNI juga telah disiapkan untuk diberangkatkan dari Jakarta hingga Surabaya.

"Bantuan kekuatan lain sedang dalam proses penyiapan baik melalui Bandara TNI AU Halim maupun Pangkalan TNI AL Surabaya. Kesempatan pertama segera diberangkatkan," kata Fadhilah.

Sebelumnya, telah terjasi gempa bumi berkekuatan 7.0 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (5/8/2018).

Gempa dirasakan sekira pukul 18:46:35 WIB.

Titik gempa berada di 8.37 Lintang Selatan - 116.48 Bujur Timur tepatnya 18 kilometer barat laut Lombok Timur, NTB dengan kedalaman 15 kilometer.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini