TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 21 desa masih terisolir akibat gempa yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu (5/8/2018) malam.
Ke-21 desa yang terisolir tersebut kebanyakan berada di kabupaten Lombok Utara, Lombok Barat dan Lombok Timur.
"Masih ada beberapa permasalahan terutama di Lombok Utara yang masih terisolir. Sampai saat ini belum semua masyarakat yang mengungsi dapat bantuan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB, Jakarta Timur, Selasa (7/8/2018).
Adapun Kabupaten Lombok Utara yang masih terisolir berdasarkan data BNPB diantaranya, Desan Bayan Beleq, Mumbul Sari dan Sambil Elen di Kecamatan Bayan.
Kemudian Desa Teniga dan Tegal Maja di Kecamatan Tanjung serta Desa Tukak Bendu Santong, dan Salut di Kecamatan Kayangan.
"Untuk di Kabupaten Lombok Barat yang terisolir 3 desa yakni, Desa Mekar Sari, Desa Kekait dan Wadon semuanya di Kecamatan Gunung Sari," ujar Sutopo.
Sementara di Kabupaten Lombok Timur, daerah yang terisolir berada di dua kecamatan yakni Kecamatan Sambalia dan Sembalun.
Di Kecamatan Sambalia, terdapat lima desa yang masih terisolir yakni Desa Obel-obel, Belanting, Dara Kunci, Madayin, dan Bagik Manis.
Kemudian di Kecamatan Sembalun terdapat lima desa juga yang terisolir, diantaranya Desa Sembalun Lawang, Sembalun Timba Gading, Sembalun Bumbung, Bilok Petung dan Sajang.
Menurut Sutopo, untuk saat ini wilayah yang terisolir tersebut membutuhkan bantuan logistik berupa makanan dan minuman, tenaga medis, obat-obatan dan selimut.
Selain itu mereka juga membutuhkan penerangan listrik dan air bersih dan MCK.
"PDAM yang ada di Lombok Utara juga hancur salurannya sejak gempa. Sehingga tidak bisa mendistribusikan maupun memproduksi air bersih," ucap Sutopo.