News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Pengamat Ingatkan Prabowo Jangan Lupakan PAN Dalam Pilih Cawapres

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan di Rumah Dinas Ketua MPR, Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Senin (25/6/2018).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik, Said Salahudin meminta Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, jangan sampai meniadakan keberadaan Partai Amanat Nasional (PAN) dalam koalisi pendukungnya di Pilpres 2019.

Karena selain Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat, juga ada PAN sebagai teman koalisi potensial Partai Gerindra juga punya hak yang sama untuk mengusulkan nama cawapres kepada Prabowo.

Walaupun selama ini PAN tidak cukup konsisten dalam mengusulkan nama cawapres, tidak mustahil pada acara Rapat kerja nasional (Rakernas) partai itu nantinya PAN justru membuat kejutan dengan memunculkan nama baru calon pendamping Prabowo.

Said Salahudin menyarankan nama Anies Baswedan atau Gatot Nurmantyo untuk dimajukan sebagai kandidat resmi yang diusulkan oleh PAN.

"Dua nama itu bisa saja diajukan oleh PAN dalam rangka mencari jalan tengah, sekaligus untuk memecah kebuntuan dari persaingan ketat antara Habib Salim dan AHY yang sangat berat untuk diputuskan oleh Prabowo," ujar Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) ini kepada Tribunnews.com, Selasa (7/8/2018).

Latar belakang Anies dan Gatot yang bukan berasal dari kader parpol manapun, menurut dia, cukup argumentatif untuk bisa dijadikan sebagai alasan oleh PAN untuk menawarkan keduanya.

"Jadi bisa saja PAN akan bilang kepada parpol-parpol calon mitra koalisinya, Sudahlah, kita ambil saja tokoh alternatif yang tidak berasal dari PKS, Demokrat, dan juga dari PAN sendiri agar cawapres Prabowo bisa lebih cepat diputuskan," katanya.

Jika benar PAN akan menawarkan dua nama itu, maka bagi Gerindra, nama Anies sepertinya akan lebih disukai ketimbang Gatot.

Sebab, relasi politik antara Anies dan Gerindra sudah terbangun sejak partai itu mengusung Anies di Pilkada DKI Jakarta 2017.

PKS juga kata dia, akan lebih tertarik dengan Anies ketimbang Gatot dengan alasan yang mirip dengan Gerindra.

"Tetapi sekali lagi, ini adalah prediksi jika PAN memang mengusulkan nama Anies atau Gatot, dan usulan itu dianggap menjadi solusi bersama oleh parpol-parpol koalisi dalam menentukan cawapres Prabowo," ucapnya.

Tetapi jika kondisi itu benar-benar terjadi, maka imbuhnya, Demokrat akan lebih condong setuju kepada Gatot Nurmantyo.

Sebab, kata dia, sebagai orang yang pernah menjadi anak buahnya, SBY lebih mengenal dan cenderung lebih mempercayai Gatot ketimbang Anies.

"Nama Gatot mungkin saja diusulkan oleh PAN karena di kubu petahana saat ini saya dengar kabar bahwa nama Moeldoko kembali menguat untuk dipasangkan dengan Jokowi," katanya.

Apabila kabar itu benar, maka dia menilai, mungkin saja nama Gatot ditawarkan oleh PAN dalam rangka mengimbangi bintang yang disandang oleh Moeldoko.

"Jika begitu konstelasinya, maka pada Pilpres 2014 nanti mungkin saja akan terjadi 'perang bintang' yang menjadi medan tempur bagi para Jenderal," ujarnya.

Hingga kini masih belum juga tercapai kata sepakat satu nama Cawapres Prabowo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini