Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pemeriksaan guna mendalami peran dan perintah Gubernur nonaktif Aceh, Irwandi Yusuf, serta penerimaan lain yang terkait Aceh Marathon dan proyek lain di Aceh.
"KPK juga menggali keterkaitan sejumlah proyek dengan saksi Steffy Burase yang telah beberapa kali diperiksa KPK di Jakarta sebelumnya," kata Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, di KPK, Jakarta, Selasa (14/8/2018).
Ada pula, ujar Febri, pada hari ini Selasa (14/8/2018), tim penyidik juga memanggil 13 orang saksi untuk menjalani pemeriksaan di Aula Diskrimsus Polda Aceh.
"Hari ini juga diagendakan pemeriksaan terhadap 13 orang saksi di Aula Diskrimsus Polda Aceh untuk tersangka IY (Irwandi Yusuf)," ujarnya.
Baca: Kemenkop UKM Harap Kampanye Facebook Laju Digital Majukan UKM
Lebih lanjut, Febri menerangkan, para saksi tersebut terdiri dari 11 ketua Pokja, swasta, dan staff PUPR.
"KPK sedang mencermati bukti-bukti baru tentang aliran dana lain terkait sejumlah proyek di Aceh," terangnya.
Pada kasus ini, KPK menjerat empat orang tersangka.
Gubernur nonaktif Aceh Irwandi Yusuf, dua pihak swasta bernama Hendri Yuzal dan T. Syaiful Bahri. Mereka diduga sebagai penerima suap.
Sedangkan sebagai pemberi suap, KPK menjerat Bupati nonaktif Bener Meriah Ahmadi.
Ahmadi diduga memberi suap Rp 500 juta dari total fee Rp 1,5 miliar terkait ijon proyek pembangunan infrastrukur yang bersumber dari Dana Otonomi Khusu Aceh (DOKA) tahun anggaran 2018.
Pemberian dilakukan Ahmadi melalui Hendri Yuzal dan T. Syaiful Bahri.
KPK menduga uang suap dari Ahmadi diperuntukkan untuk membeli medali dan pakaian atlet dalam ajang Aceh International Marathon 2018.