TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Nusa Tenggara Barat, Tuan Guru Bajang Zainul Majdi menceritakan pengalamannya saat salat magrib berjamaah bersama Presiden Joko Widodo.
Saat itu, TGB menemani Jokowi mengunjungi korban gempa di Lombok.
"Shalat magrib di mushola darurat ini tidak direncanakan," tulis TGB dalam akun instagramnya.
Mulanya, kata TGB, di jadwal Presiden Jokowi mendengar paparan di Posko Utama di Tanjung.
Jokowi gelisah saat paparan baru berlangsung lima menit.
Jokowi lalu berbincang dengan TGB.
"'Kita jenguk masyarakat saja, Tuan Guru'. Saya tanya, Pak Presiden mau jenguk di lokasi mana? Beliau jawab, 'terserah Tuan Guru.' Lantas semua kalang kabut. Naik mobil, lalu turun di salah satu lokasi dekat pinggir selokan," kata TGB Zainul Madji.
Presiden Jokowi, kata TGB, lalu berbincang-bincang dengan masyarakat yang ada.
Warga mendadak berkerumun mengelilingi Jokowi sambil bertanya kondisi terakhir gempa Lombok.
"Tanya ini-itu terkait kondisi terakhir sambil bagi-bagi kerudung, buku dan sembako. Setelah itu kembali ke tenda karena sudah menjelang malam," kata TGB.
Di tengah jalan, kata TGB, rombongan mampir ke tempat pengungsi di tengah lapangan.
"Datanglah waktu magrib, Beliau ajak kami shalat. Ajudan ingatkan, musholla tidak layak dan air minim untuk wudhu, Beliau tetap berkeras. Jadilah, kami shalat disitu. . .."
"Tiga kali kali Pak Jokowi mempersilahkan saya jadi imam, "Ayo, Tuan Guru". Saya minta Beliau yang jadi imam. Menghormati tamu. Sekaligus ingin tahu bacaan shalat sehari-hari Beliau," kata TGB.