"Biasanya pusing-pusing sedikit atau mual. Kebanyakan mungkin karena cuaca, karena kan mereka dari daerah yang berbeda-beda," ungkap Nina.
Keragaman budaya, adat, serta karakter masing-masing anggota yang berbeda adalah tantangan terbesar Nina dalam menjalankan tugasnya.
Nina mengaku harus menjaga kekompakan mereka baik selama latihan di lapangan maupun di luar lapangan. Nina pun mengaku tak jarang harus berperan sebagai ibu yang harus mendengarkan curhat anak-anaknya.
"Biasanya mereka curhat kangen sama orang tuanya, belum lagi yang nggak punya orang tua, ada juga yang curhatin temannya," kata Nina.
Nina pun mengakui semangat anggota Paskibraka bisa turun dalam menghadapi masa pelatihan yang tidak sebentar. Menurut Nina biasanya semangat mereka turun ketika formasi dan pembagian tugas sudah terbentuk.
Anggota yang merasa tidak mendapatkan penting dalam formasi tersebut biasanya akan minder.
Cara yang biasanya Nina lakukan untuk menanggulangi hal itu adalah dengan mengajak mereka bicara dan memberikan pemahaman.
"Mungkin itu karena usia mereka, dan mereka yang dari daerah kan juga membawa misinya masing-masing untuk mendapat peran penting dalam formasi," kata Nina.
Nina mengaku tidak terlalu cemas malam sebelum Paskibraka akan bertugas di Istana Negara pada Jumat (17/8/2018). Namun bukan berarti Nina tidak deg-degan. Kekhawatiran Nina lebih kepada tidak bisa menghilangkan kegugupan anggota pada hari H.
"Empat puluh persen kekhawatirannya akan hilang setelah bendera berkibar, 50 persen setelah penurunan, dan 10 persen lagi baru setelahnya," kata Nina sambil tertawa.
Pada malam sebelum hari upacara Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana negara, Nina mengaku tidak bisa tidur. Bukan karena gugup atau cemas namun karena masih ada tugas yang harus ia selesaikan.
Nina mengatakan kalau pukul 02.00 WIB dini hari ia sudah harus membangunkan anggota Paskibraka putri untuk make-up karena pukul 05.00 WIB seluruh tim sudah harus tiba di Istana Negara.
"Ya mudah-mudahan semuanya lancar dan sesuai harapan," harap Nina.
Perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai wirausaha dan belum berkeluarga itu mengatakan baru akan kembali ke Garut pada tanggal 23 Agustus 2018.