Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Sosial, Idrus Marham memastikan bahwa bantuan yang disalurkan melalui pemerintah maupun masyarakat kepada korban gempa bumi di Lombok, NTB akan terdistribusikan dengan baik.
Pasalnya, Idrus menyebut ada ribuan perosonil TNI-POLRI, Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan relawan-relawan lainnya yang siap bertugas mendiatribusikan bantuan yang akan disalurkan kepada korban gempa.
Baca: Ketika Presiden Jokowi Saksikan Aksi Perenang Indonesia
"Kami punya keyakinan ini terjangkau dan memang himbauan dari kepala BMKG, yang tersebar kegunung-gunung itu mungkin (terjangkau)," kata Idrus di kantor Kemensos, Salemba, Jakarta Pusat, Senin (20/8/2018).
Selain itu, Idrus memahami bahwa ada sejumlah daerah-daerah yang tidak terjangkau bantuan akibat akses yang sulit dijangkau.
Namun, pihaknya telah menyiapkan 3 langkah khusus untuk memastikan kebutuhan korban gempa bumi terpenuhi saat berada di pengungsian.
Pertama, kata Idrus, pemerintah menyiapkan dapur umum di tempat penampungan korban gempa.
"kedua menyisir dengan memberikan sembako kepada rakyat yang mendirikan tenda di depan rumah," terang Idrus.
Ketiga, pemerintah menyiapkan makanan siap saji berupa nasi bungkus yang akan dibagikan kepada masyarakat yang sulit diterjaungkau akses bantuan.
Idrus juga meminta sejumlah pihal agar memberikan informasi kepada Kemensos maupun pihak terkait apabila mengetahui ada sejumlah daerag di Lombok terutama yang terkena dampak gempa agar memberikan informasi.
Hal ini, terang Idrus, untuk memastikan semua kebutuhan korban terpenuhi secara baik.
"segera laporkan kita pastikan akan layani," tegas Idrus.
Dikabarkan sebelumnya, Minggu (19/8/2018) malam, Lombok kembali diguncang gempa bumi dengan kekuatan M 7.
Gempa itu terjadi pukul 21.56 WIB dengan kekuatan M 7,0 dan berlokasi di koordinat 8,28 LS dan 116,71 BT, dengan kedalaman 10 kilometer.
Di waktu bersamaan 21.56 WIB, gempa berkekuatan M 6,9 juga mengguncang lokasi di koordinat 8,44 LS dan 116,68 BT, dengan kedalaman 18 kilometer.
Berdasarkan data frekuensi gempa, hingga saat ini sudah terjadi lebih dari 768 kali gempa bumi dalam berbagai kekuatan yang berdampak pada kerusakan material dan imaterial.