News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Minimalisir Dampak Kemarau, Kementan Turunkan Tim Mitigasi Kekeringan

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mengatasi musim kemarau yang diprediksi mengalami puncaknya bulan Agustus dan September 2018 ini, Kementerian Pertanian telah melakukan langkah antisipatif untuk tetap menjaga produksi padi nasional, yakni dengan menurunkan Tim Mitigasi Kekeringan.

Persentase puso di Pulau Jawa hanya mencapai 1.42% dan di luar Jawa 0.19%, sehigga secara nasional lahan sawah terkena puso hanya 0.69%. Dampak puso masih sangat kecil dibanding dengan luas tanam yang ada, sehingga tidak akan mengganggu produksi nasional.

Kunci rendahnya puso tahun ini juga berkat koordinasi dan kerja sama di antara instansi terkait yang tugas, fungsi, dan kewenangannya dapat mendukung upaya antisipasi kekeringan.

Direktur Irigasi Pertanian Rahmanto menyebutkan posko didirikan di wilayah-wilayah yang terkena kekeringan, antara lain Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bandung, Kabupaten Tuban, dan Kabupaten Boyolali.

“Pemerintah telah memberikan bantuan bantuan pompa air, membangun embung, dam parit, long storage, pompanisasi, dan perpiaan yang dapat menambah pasokan air bagi tanaman terutama musim kemarau. Selain itu, perbaikan saluran irigasi tersier untuk menjamin volume air cukup sampai pada lahan sawah yang berada di ujung saluran,” bebernya.

Di Kabupaten Indramayu, kerjasama Kementan dan instansi terkait lainnya, dapat menyelamatkan lahan sawah yang terancam kekeringan di Kecamatan Losarang dan Kandanghaur, masing-masing seluas 1.329 ha dan 445 ha.

Sementara di Boyolali, penanganan kekeringan melalui pompanisasi mampu menyelamatkan lahan persawahan seluas 490 hektare dan 25 hektare masing-masing di Desa Sawir, Kecamatan Tambakboyo, Tuban, dan Desa Moho, Kecamatan Andong, Boyolali.

Penanganan kekeringan juga dilakukan di areal lahan persawahan di Desa Sumber Sari, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung.

Dari lahan seluas 350 ha terdapat areal lahan sawah seluas 60 hektare di bagian hilir yg tidak dapat terairi. Sebagai langkah antisipasi kekeringan di wilayah tersebut, Kementan memberikan bantuan 7 unit sumur pantek melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sumber Mukti. Bantuan tersebut sudah bisa dimanfaatkan untuk mengairi areal persawahan seluas 30 ha. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini