TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Air menjadi prioritas utama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pasca gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Danis H Sumadilaga mengatakan setelah gempa sumber air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) tidak dapat berfungsi, karena ada pipa yang putus.
Untuk memastikan ketersediaan air bersih, Kementerian PUPR membuka sumur air tanah di 50 titik yang mampu menghasilkan 10 sampai 20 liter air per detik.
"Dalam proses bencana itu selalu nomor 1 yang dibutuhkan itu adalah air. Kami buka sumur air tangah sejumlah 50 titik, 10 liter sampai 20 liter per detik kalau isi tangki air 4.000 liter dalam 5 menit penuh," ujar Danis saat ditemui di acara FMB 9, Jakarta Pusat, Senin (27/8/2018).
Danis menceritakan sumur bisa dengan cepat dibuka dengan menggunakan mesin generator yang langsung didistribusikan dengan 25 mobil tangki air.
"Kami langsung distribusikan air bersih kepada masyarakat. Itu total kurang lebih sudah 25 mobil tangki air untuk kami distribusikan air bersih," kata Danis.
Selain air, objek lainnya yang menjadi perhatian pertama saat terjadi gempa adalah infrastruktur wilayah seperti jembatan dan jalan untuk memastikan distribusi logistik.
Saat gempa di Lombok ada 12 jembatan yang bergeser dan beberapa titik yang longsor yang sudah diperbaiki. Sementara tiga bendungan di Lombok dipastikan aman dari kerusakan.
"Kami memastikan infrastruktur pekerjaan umum, terutama jalan, jembatan, dan sebagainya, itu berfungsi. Teridentifikasi ada 12 jembatan yang bergeser atau rusak kami langsung perbaiki. Ada 3 bendungan besar, dan semua aman," pungkas Danis.