TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar terus merosot.
Bahkan mata uang Garuda itu sudah menembus Rp 14.800 per dollar, atau level terendah sejak krisis 1998.
Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta masyarakat untuk membantu pemerintah mengurangi impor. Hal itu penting untuk mengurangi defisit neraca perdagangan.
Salah satu caranya, yakni dengan tidak mengimpor barang-barang mewah.
"Mungkin jumlahnya tidak besar tetapi perlu untuk meyakinkan kepada masyarakat bahwa suasana ini, suasana berhemat," ujar Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (5/9/2018).
"Suasana kita tidak perlu impor barang mewah, enggak usah Ferrari, Lamborghini masuk, enggak usah mobil-mobil besar, yang mewah-mewah. Tak usah parfum-parfum mahal atau tas-tas Hermes," sambungnya.
Baca: Kemungkinan Harga BBM Naik karena Pelemahan Rupiah, Andi Arief: Jangan Ada Air Mata Buaya
Pemerintah, tutur Kalla, akan berupaya meningkatkan ekspor sumber daya alam dan coba menurunkan impor yang tidak perlu.
Di sisi lain, peningkatan lokal konten juga perlu ditingkatkan sehingga industri tak banyak mengimpor barang.
Selain itu, pemerintah juga meminta agar ekspor dilakukan secara efesien.
Sebab, uang hasil ekspor banyak disimpan di luar negeri.
Padahal, kalau dana itu disimpan di bank di dalam negeri atau Bank Indonesia, maka dana itu akan menambah ketersediaan dana di dalam negeri.
"Ya, selama itu disimpan di bank nasional atau di BI enggak apa-apa cadangan kita baik. Itu akan memperkuat rupiah kalau cadangan baik," kata Kalla.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rupiah Anjlok, Kalla Minta Masyarakat Tak Impor Ferrari, Parfum Mahal, Tas Hermes"
Penulis : Yoga Sukmana