TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Ikatan Pranata Humas Indonesia (Iprahumas), mengadakan Konvensi Humas Indonesia 2018 di Bogor, 7 September hingga 8 September 2018.
Konvensi ini dihelat atas dasar sangat strategisnya peran kehumasan pemerintah di era 4.0,di mana informasi dan komunikasi menembus batas ruang dan waktu.
Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan informasi yang cepat tepat yang benar menjadi sangat mendesak. Hal ini untuk menghindari berkembangnya hoax di masyarakat.
Acara dibuka Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Komunikasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Salamata Sembiring, selaku pembina Iprahumas.
Dalam sambutannya Salamata Sembiring, menekankan agar para Humas harus mengubah kebiasaannya menuju era 4.0. Para humas tidak boleh 'baper'. Humas harus 'kepo' dan 'update' dalam menghadapi sebuah isu.
Hari pertama acara ini diisi dari pakar dan praktisi media di antaranya Gerald Sebastian (Co Founder Channel Youtube Kok Bisa), Lestantya R Baskoro (Redaktur dan Wartawan Senior TEMPO). Acara hari pertama ditutup dengan pemilihan ketua umum Iprahumas periode 2018 - 2021
Acara puncak konvensi ini menghadirkan diskusi hangat yang menghadirkan pembicara Dirjen Informasi Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, R Niken Widyastuti, Juru Bicara Presiden, Johan Budi, dan Kepala Biro Humas Kementerian Keuangan, Nufransa Wira Sakti.
Dalam sambutanya R. Niken Widyastuti, mengingatkan para humas untuk menjalankan tugas utama humas pemerintah. Tugas Sosialisasi program pemerintah, Edukasi kepada publik,Kampanye program pemerintah, kontra narasi dan nation branding perlu terus dilakukan
Niken juga mengingatkan Pranata humas jangan hanya menguasai sarana komunikasi konvensional. Di era 4.0 penggunaan sarana komunikasi baru harus dikuasai dan dimanfaatkan.
Adapun Nufransa Wira Sakti dalam diskusinya dengan para humas, mengatakan Pranata humas harus didukung, diberikan pelatihan dan workshop kehumasan.
Nufransa berharap Iprahumas mampu menjadikan para pranata humas mampu berkolaborasi sehingga dapat saling membantu dan mendukung isu-isu bukan hanya di kementeriannya akan tetapi juga lintas kehumasan
Sedang juru bicara kepresidenan, Johan Budi dalam diskusi tersebut juga menekankan para humas harus mampu melakukan pemilihan media secara efektif.
Johan Budi juga memberi sejumlah tips dan trik seputar komunikasi publik.
Beberapa tips seperti, jangan berbohong, lebih baik jujur jika memang subtansi permasalahan, serta Humas jangan memeberikan penjelasan yang akan menimbulkan pertanyaan lainnya, menjadi beberapa tips yang dianjurkan dalam berkomunikasi dengan publik.
Johan budi juga mengkritisi komunikasi di beberapa kementerian yang terfokus pada sang menteri. Atau bahkan sebaliknya menterinya tidak pernah bicara kepada publik.
Mungkin perlu dipertimbangkan bahwa kementerian mempunyai juru bicara. Hal ini penting karena Masyarakat perlu mendapatkan jawaban yang secara nyata berdampak pada kehidupan masyarakat.