Laporan wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama imam besar Indonesia, Habib Rizieq Shihab disebut Ketua Presidium Alumni 212, Slamet Ma'arif sebagai korban terbesar dan terdahsyat persekusi di Indonesia.
"Sampai-sampai beliau dijauji dari keluarganya, dari umat," ujarnya di sebuab diskusi bertajuk Penghadangan Masif, Rezim Represif dj Gedung Joang 45, Jakarta Pusat, Kamis (13/9/2018).
Baca: Tolong Jangan Tempel Apa pun di Properti Kuil Jepang, Imbauan Biksu Kuil Zengkoji
Nada bicara Slamet yang menggebu-gebu disambut oleh seruan takbir dari para peserta diskusi.
"Kalau yang dipersekusi di bandara masih bisa bertemu keluarganya, masih bisa berdakwah lagi, tapi beliau tidak bisa," tambahnya.
Slamet merasakan bagaimana kepanikan mereka terhadap islam atau islamphobia terlihat begitu besar.
"Berbagai cara pun mereka tempuh," kata Slamet.
Baca: KRI Bimasuci 945 Raih Sejumlah Penghargaan Dalam Sail Regatta 2018
Bahkan, Slamet menambahkan, dari informasi yang didapat, pesantren-pesantren NU sudah diberi pernyataan atau peringatan bahwa pada 2019nanti bukan hanya pertarungan politik yang terjadi.
"Tapi pertarungan antara umat islam dan kaum radikal atau HTI. Mereka sudah mendesai itu semua dan ini sangat berbahaya," pungkasnya.