News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Berita Parlemen

WPFSD Menjadi Momentum Gaungkan Kearifan Lokal Bali

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPR Bambang Soesatyo saat membuka World Parliamentary Forum on Sustainable Development (WPFSD) di Bali, Rabu (12/9/2018).

Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana menyampaikan, penyelenggaraan The 2nd World Parliamentary Forum on Sustainable Development (WPFSD) yang bertempat di Bali, merupakan langkah yang tepat dan sangat positif.

Anggota Dewan dari dapil Bali ini pun menyambut positif, karena acara ini memiliki posisi strategis di mata dunia.

Menurutnya kearifan lokal di Bali, tentang harmoni alam bisa digaungkan di Forum Parlemen Internasional Pembangunan Berkelanjutan itu. 

Terlebih lagi kegiatan ini menitikberatkan pada energi yang berkelanjutan, baru dan terbarukan.

“Indonesia punya banyak kelebihan dalam bidang sustainable development. Bali sebagai tempat wisata yang sangat menghargai lingkungan. Di Bali, kita sebut konsepnya Tri Hita Karana. Bagaimana hubungan manusia dengan lingkungan, manusia dengan manusianya, dan manusia dengan yang maha kuasa. Itu tercermin secara konkret di Bali, dan juga di Indonesia,” jelas Putu di sela-sela rapat WPFSD ke-2, di Badung, Bali, Rabu (12/9/2018). 

Unsur-unsur Tri Hita Karana ini meliputi, Sanghyang Jagatkarana, Bhuana, dan Manusia. Secara leksikal, Tri Hita Karana berarti tiga penyebab kesejahteraan. 

Tri artinya tiga, Hita adalah sejahtera, Karana atau penyebab. Pada hakikatnya, Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga penyebab kesejahteraan itu bersumber pada keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan alam lingkungannya, dan manusia dengan sesamanya.

“Tingginya peradaban dan kearifan lokal ini perlu kita gaungkan. Kita sampaikan kepada dunia kalau kita berbicara tentang green energy, kalau kita bicara energi terbarukan, nah ini kita berbicara Bali. Belum lagi Bali punya Hari Raya Nyepi, di mana alam diberi waktu untuk istirahat, dunia ada earth hour, yang mematikan listrik beberapa jam. Justru Bali mematikan 24 jam. Nah ini artinya langkah-langkah strategis Indonesia harus disampaikan kepada dunia,” papar Putu.

Dia menyampaikan, membahas energi yang terkandung pada alam dan lingkungan tentu sangat melimpah. Di alam Indonesia saja, banyak mengandung energi baru dan terbarukan.

“Ada mataharinya, ada anginnya, ada airnya, dan energi lainnya. Kita juga punya lahan yang begitu luas. Ini potensi besar yang patut kita gaungkan. Di samping itu juga pengolahan, bagaimana kita mengolah energi terbarukan ini. Bagaimana kita mengolah surya ini, matahari, angin, air menjadi energi, bagaimana kita menyimpannya,” imbuh Putu.

Politisi Partai Demokrat itu juga menyarankan, jika pengelolaan energi baru dan terbarukan ini sudah dimanfaatkan, maka langkah selanjutnya adalah memikirkan penyimpanannya.

Karena, seperti energi surya, jika malam tiba maka sinar matahari akan berpindah. Dan juga angin, hembusan angin juga tak selamanya ada, jika sudah ditransormasikan ke energi perlu tempat penyimpanan.

“Berbicara tentang energi terbarukan yang berasal dari matahari dan angin, kita juga perlu memikirkan bagaimana menyimpannya dalam baterai. Karena kalau tidak disimpan akan sulit. Korea telah membuat industri pembuatan baterai tersebut. Kita juga harus belajar dengan mereka, agar kita tidak hanya menjadi negara konsumtif,” ungkap Anggota Komisi X DPR ini.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini