Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut pemerintah sekarang mengemas ulang serta mengganti nama program-program di zamannya.
"Dewasa ini kita mendengar program-program (di zaman SBY) diganti nama dan dikemas ulang, namun itu hak pemerintah sekarang, yang penting bagi Partai Demokrat negara tidak mengabaikan bantuan kepada masyarakat kecil,” kata SBY dalam pidato politiknya di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018).
Baca: Alasan Demokrat Tidak Undang Partai Koalisi Pendukung Prabowo-Sandi ke Acara Ulang Tahun Partai
SBY menyebutkan setidaknya ada sembilan program yang diinisiasi pemerintahan pada zamannya untuk memberi bantuan kepada masyarakat.
Pertama adalah Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Bantuan Langsung Sementara (BLSM), kemudian memberikan raskin (beras untuk orang miskin) sebagai bagian dari PKH (Program Keluarga Harapan), dan Jamkesmas serta BPJS untuk menjamin pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Baca: ICW Sebut Angka Kasus Korupsi di Era Pemerintahan Jokowi Tetap Tinggi
"Kita juga memberi bantuan kepada lansia dan disabilitas, memberi bantuan operasional sekolah (BOS) dan Bidikmisi di bidang pendidikan, memberi bantuan KUR untuk pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta pembuat program PNPM untuk pembangunan di kecamatan termasuk infrastruktur di desa yang diperkuat dengan dana desa sebagai implementasi UU Desa tahun 2014,” jelas SBY.
SBY juga mengaku di zamannya memberikan kenaikan upah bagi TNI, Polri, pegawai negeri, guru, dan buruh secara signifikan.
Baca: Dedeh Erawati Hadapi Tiga Tantangan Ini Sebelum Sabet Emas Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2018
Presiden keenam RI ini juga mengklaim memberi bantuan subsidi bagi nelayan, petani, dan peternak.
Ia pun mengenang saat menelurkan program-program itu mendapat sindiran dari banyak pihak.
"Banyak yang mengatakan bantuan itu tidak produktif dan bersifat konsumtif, tapi saya tidak setuju karena negara wajib membantu rakyatnya saat susah dan tidak mampu,” katanya.