Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fx Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, BANTENG - Makna demokrasi secara prinsip yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 adalah kebebasan seseorang untuk mengemukakan pendapat di muka umum atau kebebasan berekspresi, berkumpul dan berserikat sebagai warga negara Indonesia. Hal tersebut memang benar adanya seperti demikian.
Namun lagi-lagi kebebasan terkait hak seseorang atau individu tentu ada batasannya karena di dalamnya ada hak kebebasan secara sosial yang melegitimasi manusia secara universal.
Bicara demokrasi tentunya tidak terlepas dari perilaku seseorang dalam menginterpretasikan arti dari demokrasi itu apakah benar atau salah dalam penerapannya. K. Bertens dalam bukunya tentang etika umum sebuah seri filsafat yang salah satunya membahas kebebasan secara individu dan sosial. Disebutkan bahwa kebebasan berekspresi seseorang tentu ada batasannya selagi itu sangat mengganggu dan mendiskreditkan secara sentimen hak-hak previlage seseorang yang lainnya.
Pemahaman akan prinsip demokrasi di Indonesia terkadang masih banyak di salah artikan dan bahkan cenderung banyak content dan mengarah kepada seseorang yang menurut mereka adalah sesuatu yang harus di salahkan bahkan di hujat. Hal seperti inilah yang harus di cegah dan di luruskan.
Seperti akhir-akhir ini ada sekelompok yang mengatasnamakan mahasiswa yang menggelar aksi unjuk rasa di depan kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang-Banten terkait penolakan KH. Ma'ruf Amin saat menghadiri tausiyah tahun baru Islam dan dalam rangka Dies Natalies Kampus Untirta di Masjid Syeh Nawawi Al-Bantani area Kampus Untirta.
Terkadang sangat miris ketika kita mendengar argumentasi teman-teman mahasiswa terkait suara-suara demokrasinya yang tidak tepat didengungkan dengan kata-kata hujatan kepada salah satu tokoh islam/mubaligh/ulama yang lahir dan besar di Provinsi Banten itu sendiri.
Pertama, tentu gerakan demo yang dilakukan teman-teman mahasiswa yang sangat tak beretika tersebut pihak institusi Kampus pasti akan merasa di rugikan karena KH. Ma'ruf Amin datang dengan baik yang di undang pihak kampus tapi malah di demo oleh sekelompok yang mengatasnamakan mahasiswa.
Kedua, KH. Ma'ruf Amin merupakan salah satu tokoh Islam yang sudah lama mengabdikan dirinya untuk berdakwah di jalan Allah SWT yang memberikan pencerahan kepada ummat Islam dan salah satu Ulama Besar yang dimiliki oleh warga Banten.
Kami dari Aliansi Mahasiswa Bela KH. Ma'ruf Amin (AMAN) tentunya akan menjadi garda terdepan dan menjadi pelopor untuk tetap setia dan siap membela apabila Tokoh Islam kami yang lahir di Banten yaitu KH. Ma'ruf Amin di perlakukan tidak baik dan di hujat sekejam itu oleh teman-teman mahasiswa yang masih belum mengerti apa-apa soal kebaikan-kebaikan KH. Ma'ruf Amin dalam menjaga dan merawat umat Islam di Banten agar tetap utuh dan bersatu.
Kami pun sangat menyayangkan atas adanya unjuk rasa yang dilakukan teman-teman mahasiswa tanpa dasar yang kuat. Maka dari itu alangkah lebih baiknya teman-teman mahasiswa yang telah mengusir dan menghujat KH. Ma'ruf Amin saat mengisi tausiyah di Masjid Syeh Nawawi Al-Bantani Untirta agar segera mungkin meminta maaf secara terbuka di hadapan publik agar tindakan tersebut tidak di contoh oleh teman-teman mahasiswa yang lain dan itu merupakan hanya kritikan yang tidak berdasar, sehingga tidak membuat gaduh kondisi Provinsi Banten serta warganya yang nilai religius ini.
Maka dengan ini kami yang tergabung dalam gerakan Aliansi Mahasiswa Bela KH. Ma'ruf Amin (-AMAN-) menyatakan sikap sebagai berikut:
1. Hentikan Tindakan Dzolim Terhadap KH. Ma’ruf Amin Sekarang Juga!
2. Hentikan Tindakan Pihak Pemicu Konflik Yang Berakibat Bangsa Terpecah Belah!
3. Stop Propaganda Yang di Bangun di Kalangan Mahasiswa Sekarang Juga!
4. Stop kegaduhan politik menjelang Pemilu 2019!
5. Meminta teman-teman mahasiswa yang berunjuk rasa dan menghujat KH. Ma'ruf Amin agar segera meminta maaf secara terbuka sekarang juga!