TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Narkotika Nasional (BNN) menyambut positif langkah polisi mengungkap laboratorium narkoba tertutup di Cibinong, Bogor. Pengungkapan tersebut dilakukan oleh petugas Polres Metro Jakarta Barat.
Kabag Humas BNN Sulistiandri mengatakan, walaupun skala produksinya masih kitchen laboratory alias rumahan, cara sindikat ini membuat ramuan ekstasinya cukup canggih.
Sang koki mampu meramu berbagai bahan obat dan prekursor sebegitu rupa sehingga ekstasi hasil produksinya mampu memberikan efek sensasi yang sangat lengkap.
"Ada sensasi penenang/relaktan, sensasi stimulan, dan sensasi halusinasi. Karena dalam ramuan produksi ekstasi rumahan tersebut lengkap mengandung narkotika golongan depresan, stimulan dan halusinogen," ungkap SUlistiandri.
Yang menarik adalah, koki di kitchen laboratory ini pasti merupakan orang yang sudah sangat ahli meracik ramuan narkotika.
Baca: Gubernur Anies Baswedan Resmi Cabut Izin Reklamasi di Teluk Jakarta
Karena, dengan mencampur depresan, stimulan dan halusinogen menjadi satu maka orang yang mengonsumsi ekstasi tersebut dapat menikmati sensasi yang sangat beraneka rasa.
Berbeda dengan ketika mereka menikmati narkotika biasa, misalnya jika mengonsumsi ekstasi yang hanya mengandung MDMA maka mereka hanya menikmati sensasi semangat dan bergairah (stimulan).
Jika mengonsumsi shabu mereka hanya menikmati sensasi semangat dan bergairah (stimulan); kalau mengonsumsi ganja mereka hanya menikmati sensasi relaksasi dan halusinasi (depresan dan halusinogen.
"Tapi dengan mengonsumsi ekstasi “made in” Cibinong tersebut mereka dapat menikmati 3 sensasi sekaligus, cocok kalau disebut “3 in 1”" ungkapnya.
Mengapa ekstasi tiga rasa dalam satu tablet tersebut dibuat?
Tentu sindikat tersebut sudah mempunyai pangsa pasarnya, bahkan mungkin sudah ada pemesannya.
Walaupun belum besar skala produksinya, tetapi produk ini trendnya akan sangat disukai oleh para penikmat narkotika, sekaligus menginspirasi para “drugs designer” untuk berkreasi di kitchen laboratory-nya menciptakan “narkotika beraneka rasa”.
Terkait dengan efeknya, dia mengatakan, sudah pasti daya rusaknya terhadap syaraf dan organ vital lainnya jauh lebih besar.
Pihaknya bersyukur, clandestain laboratory ini bisa diungkap oleh Polri, sehingga belum sempat banyak beredar. Meskipun demikian, kita tetap harus waspada.
"Siapa tahu kitchen laboratory semacam di Cibinong ini juga ada diberbagai tempat lainnya atau bahkan mungkin lebih besar lagi skala produksi dan lebih beraneka macam lagi ramuan bahan narkotikanya," ujarnya.