TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang ibu anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) curhat kepada Presiden Joko Widodo.
Ibu tersebut menceritakan nasibnya yang sudah belasan tahun mengabdi sebagai guru honorer, namun tak juga diangkat menjadi pegawai negeri sipil.
Hal tersebut terjadi Jokowi saat Presiden Jokowi membuka peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) ke-46 dan Peresmian Pembukaan Jambore Nasional Kader PKK Tahun 2018 di Hotel Mercure, Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Baca: Guru Honorer di Kediri Terima Ancaman dan Intimidasi Usai Ikut Aksi Demu Tuntut Hak Mereka
Awalnya, Jokowi meminta dua orang ibu-ibu PKK untuk naik ke atas panggung.
Syaratnya, ibu-ibu yang naik ke panggung harus belum pernah mengunjungi Jakarta.
Akhirnya, terpilih lah dua orang ibu.
Keduanya ditanyai oleh Jokowi mengenai tugas mereka sebagai anggota PKK.
Di akhir sesi, Ibu yang berasal dari Majene, Sulawesi Barat, bernama Hasbah, mengungkapkan keluhannya ke Jokowi.
"Saya ada permintaan, mewakili pada umumnya warga Indonesia yang masuk honor kategori II yang saat ini belum terangkat, terkhusus Kabupaten Majene yang masih kurang gurunya," kata Hasbah.
Hasbah menceritakan, ia sudah 14 tahun mengabdi sebagai seorang guru.
Namun, statusnya tak kunjung naik kelas menjadi PNS.
"Saya masih (honorer) K-II Pak. Jadi melalui kesempatan ini kiranya kami dapat diangkat menjadi pegawai negeri sipil," kata Hasbah disambut tepuk tangan para ibu-ibu PKK yang hadir.
Jokowi sendiri tidak memberikan tanggapan terhadap curhat Hasbah itu.
Ia langsung mengajak Hasbah dan satu ibu lainnya yang berasal dari Magelang untuk berfoto bersama.
"Saya sudah tidak bisa bagi sepeda, jadi foto saja," kata Jokowi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bertemu Jokowi, Ibu PKK Ini Curhat 14 Tahun Jadi Guru Honorer"
Penulis : Ihsanuddin