TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus bersinergi dengan banyak lembaga pemerintahan maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) terkait prioritas penanganan darurat memasuki hari kelima pasca gempa dan tsunami melanda Sulawesi Tengah.
Salah satu fokus yang menjadi prioritas BNPB dan banyak lembaga saat ini adalah pendistribusian logistik pangan untuk para pengungsi.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bantuan logistik kini sudah mulai memasuki kawasan terdampak gempa.
Baca: Wapres JK: Pemerintah Masih Sanggup Tangani Bencana Gempa dan Tsunami Sulawesi Tengah
Pendistribusian logistik tersebut menggunakan pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara (AU) dan melewati perjalanan darat.
"Bantuan logistik mulai berdatangan yang diangkut dengan menggunakan pesawat Hercules TNI AU dan jalur darat," ujar Sutopo, dalam konferensi pers yang digelar di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa (2/10/2018).
Pengiriman logistik itu juga dilakukan menggunakan pesawat cargo dengan tujuan kota Makassar.
Baca : Bandingkan Era SBY dan Jokowi Saat Gempa dan Tsunami, Fahri Hamzah Desak Jusuf Kalla Ambil Kendali
Setelah tiba di Makassar, pasokan logistik dibawa ke kota Palu melalui jalur laut dengan menggunakan kapal.
"Bantuan mulai berdatangan dikirim dengan pesawat cargo ke Makassar, kemudian dilanjutkan melalui kapal menuju Palu," jelas Sutopo.
Untuk bantuan logistik yang ada di gudang Bandara Palu juga sudah mulai didistribusikan kepada para pengungsi di wilayah-wilayah terdampak gempa.
Sedangkan bantuan logistik yang melewati jalur darat, akan mendapatkan pengawalan dari Polri, karena rutenya akan melintasi Pasangkayu, Sulawesi Barat.
Baca : Viral Video Mesum Mahasiswa UIN Bandung: Reaksi Kampus Hingga Pelaku Diburu
Perlu diketahui Pasangkayu merupakan kabupaten di luar provinsi Sulawesi Tengah yang terdampak gempa.
Listrik di wilayah itu mati total karena induk aliran listriknya berada di kota Palu.
"Logistik yang di Gudang Bandara Palu mulai didistribusikan ke pengungsi, kemudian bantuan via darat dikawal oleh Polri dari Pasang Kayu," jelas Sutopo.
Sementara itu, logistik yang belum sempat terdistribusikan kepada para pengungsi, akan disimpan di Pelabuhan Pantoloan.
Pelabuhan tersebut pun akan dijaga oleh aparat gabungan yang terdiri dari Polri dan Marinir, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Selain itu, dapur umum untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi pun juga sudah didirikan.
"Pelabuhan Pantoloan digunakan sebagai terminal penumpang dan gudang Logistik, untuk pengamanan dijaga Polri dan Marinir, 7 dapur umum juga telah didirikan," kata Sutopo.
Dari informasi yang diperoleh BNPB, saat ini sudah ada 1234 korban ditemukan meninggal dunia, kemudian 799 orang mengalami luka berat, serta 99 orang dinyatakan hilang.
Sebelumnya, gempa bumi bermagnitudo 7,4 skala richter mengguncang wilayah provinsi Sulawesi Tengah pada Jumat sore, 28 September lalu.
Gempa tersebut kemudian mengakibatkan tsunami setinggi hingga 2 meter yang menyebabkan korban tewas semakin banyak karena mereka tidak hanya tertimpa reruntuhan bangunan, namun juga tersapu derasnya air laut.
Hingga kini proses evakuasi, pengiriman bantuan logistik dan tim relawan juga masih dilakukan untuk memasuki lokasi yang masih terisolir.
Diketahui saat ini sudah ada 26 negara yang menawarkan bantuan untuk penanganan korban gempa di provinsi itu dan tawaran itu pun disambut baik oleh pemerintah Indonesia.