Tercatat, berdasarkan data BPS, nilai ekspor manggis ke China pada tahun 2012 mencapai 8.200 ton dengan pangsa pasar 18,84% dan menjadikan China sebagai pasar ekspor manggis terbesar Indonesia.
“Karenanya, untuk meningkatkan investasi dan ekspor, termasuk mendorong ekspor manggis dari Sumbar, Kementan memberi berbagai kemudahan investasi, pembinaan mutu produk petani, membantu proses registasi kebun, standar packaging house, pelayanan perkarantinaan dan lainnya untuk ekspor,” tambah Suwandi.
Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abid mengapreasisi tekad Kementan melalui Direktorat Hortikultura menjadikan buah manggis sebagai komoditas unggulan tropis. Karenanya, hal ini harus di follow up secara serius oleh pemerintah daerah sebagai penentu kebijakan ditingkat daerah.
Menurutnya, tekat Kementan tercermin pada telah ditetapkannya road map pengembangan tanaman manggis yang disertai dengan kebijakan dengan menetapkan arah dan pola pengembangan tanaman manggis yang jelas dan didukung pembinaan sumberdaya manusia baik petani sebagai pelaku utama maupun aparat sebagai penunjang.
“Untuk Sumatera Barat telah ditetapkan 8 daerah Kabupaten/Kota sebagai daerah kawasan manggis yang telah diperkuat dari Surat Keputusan Gubernur Nomor 521.305.2013 tanggal 26 Maret 2013 tentang Penetapan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura yaitu Kabupaten Limapuluh Kota, Tanah Datar, Solok Selatan, Pesisir Selatan, Sijunjung, Padang Pariaman, Agam, dan Kota Padang,” sebut Nasrul.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat terus mendorong ekspor komoditas pangan khususnya manggis ke berbagai negara. Untuk suksesnya ekspor buah-buahan, beberapa kegiatan atau perlakuan yang perlu diperhatikan dengan baik, seperti pengeringan, penyortiran dan pengolahan hasil sehingga komoditas yang diekspor tidak rusak mutunya.
“Kebanyakan dari petani kita masih kurang mengetahui pentingnya kegiatan penanganan atau pengelolaan lepas panen sehingga hasil panen yang dapat dianggap baik. Untuk itu perlu peningkatan Sumberdaya Manusia baik petani maupun petugas dalam penanganan dan pengelolaan tanaman agar diperoleh hasil dan produksi yang baik hingga pasca panen,” tutur Nasrul.
Bupati Lima Puluh Kota, Irfendi Arbi mengatakan ekspor manggis ini menunjukkan Kabupaten Lima Puluh Kota turut andil memberikan tambahan devisa. Namun demikian, ekspor manggis pun merupakan bagian dari keberhasilan Kementan yang sangat serius mendorong dan membina petani dan pelaku usaha, sehingga manggis bisa tembus pasar China.
“Saya turut membaca berita keberhasilan Menteri Petanian Andi Amran Sulaiman. Berhasil tingkatkan produksi dan banyak komoditas diekspor. Hari ini terbukti, berhasil mendorong Kabupaten Lima Puluh Kota bisa ekspor manggis,” ucapnya.
“Karena itu, kami minta binaan yang berkelanjutan dari Kementan agar komoditas pertanian, tidak hanya manggis tetapi juga ada kopi agar dapat ekspor,” pinta Irfendi.
Eksportir manggis yang diwakili Direktur Kerjasama Antar Lembaga PT. Bumi Alam Sumatera, Anggri Purnama Agung, Muhamad Bayu Vesky mengungkapkan Kementan sangat serius mendorong ekspor pangan khusus manggis. Hal ini terbukti dari pembinaan petani hingga pengurusan izin ekspor yang begitu cepat yakni hanya membutuhkan waktu 38 hari dengan 2 kali pengiriman ke China.
“Hebatnya bapak menteri, saya yakin karena Menteri Pertanianya anti korupsi, kami mengurus izin tidak ada biaya satu rupiah pun. Petugas Karantina dan tim Ditjen Hortikultura yang mengawal tidak ada biaya yang kami keluarkan sedikit pun, semuanya gratis,” ungkap Bayu.
“Kami akan beli buah dari petani dengan standar yang tinggi. Kami siap menjadikan kebun manggis terbesar di dunia. Kami yakin kalau produksi manggis Sumatera Barat 38 ribu ton per tahun, separuhnya layak,” imbuhnya.
Perlu diketahui, selain Sumantera Barat, daerah sentra produksi manggis yakni Bali dan Jawa Barat. Kedua daerah telah rutin mengekspor manggis ke China dan berbagai negara.(*)