Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivis Ratna Sarumpaet hingga kini belum juga melaporkan dugaan penganiayaan yang menimpanya tersebut kepada Kepolisian.
Banyak pihak menyayangkan Ratna tidak langsung melaporkan kepada Polisi begitu mendapat kekerasan.
Baca: Sambil Gelengkan Kepala, Prabowo Sebut Penganiaya Ratna Sarumpaet Pengecut
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade mengatakan, tidak langsung dilaporkannya penganiayaan tersebut, karena Ratna merasa ketakutan.
Ia diancam oleh tiga orang pelaku penganiayaan tersebut.
"Karena diancam kalau bicara, anak cucunya akan dihabisi," ujar Andre di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, (2/10/2018).
Andre mengatakan, penganiayaan terhadap Ratna sangat keji dan biadab. Berdasarkan pengakuan Ratna penganiayaan dilakukan dengan dipukuli dan kepalanya dibenturkan ke aspal.
"Tindakan kekerasan terhadap mbak Ratna benar-benar biadab dan kejam. Ia (Ratna) ditarik dari Taksi, dipukuli, diinjak, dan kepalanya dibenturkan ke aspal," katanya.
Andre mendesak kepolisian untuk segera mengusut tuntas penganiayaan tersebut. Karena penganiayaan terhadap Ratna merupakan upaya untuk membungkam kebebasan berpendapat yang akan mengancam demokrasi.
Apalagi, Ratna selama ini dikenal lantang mengkritik pemerintah.
"Jangan sampai kasus ini tidak bisa di ungkap juga," pungkasnya.
Baca: Hasil Liga Champions - Real Madrid Dilibas Cska Moskva Melalui Gol Cepat
Sebelumnya, foto wajah Ratna yang penuh luka lebam beredar di media sosial. Belakangan diketahui wajah lebam Ratna tersebut karena dianiaya oleh orang tidak dikenal pada 21 September lalu, di sekita Bandara Husein Saatranegara, Bandung, Jawa Barat.
Berdasarkan penuturan sejumlah politisi Gerindra yang menjenguk Ratna, penganiayaan tersebut dilakukan oleh tiga orang pria tidak dikenal. Akibat kejadian tersebut, Ratna disebutkan mengalami kesakitan dan trauma berat.