TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Calon wakil presiden nomor urut 01, Kiai Ma'ruf Amin, meyakini perekonomian Indonesia akan maju pada 2024.
Ma'ruf menghadiri acara doa bersama untuk Sulawesi Tengah dan Halaqah Kebangsaan Syuriyah Nahdlatul Ulama dan Kiai Lembur II-III Jawa Barat di Pesantren Al Muhajirin, Sukatani, Purwakarta, Rabu (3/10/2018).
Saat memberikan sambutan, Ma'ruf memperkenalkan konsep arus baru ekonomi Indonesia.
Disampaikannya di hadapan ratusan santri dan kiai yang hadir. Ma'ruf mengatakan perekonomian Indonesia akan mikraj atau maju pada 2024 mendatang. Terutama, jika ia dan calon presiden Joko Widodo terpilih di Pilpres 2019.
"Kita akan Mikraj, tidak Isra' terus. Ekonomi kita akan Mikraj. Ini istilah baru dari kaum santri," ucap Ma'ruf.
Ma'ruf akan menggagas arus baru ekonomi Indonesia. Ekonomi yang mengedepankan kerakyatan, memberikan keadilan, menghilangkan disparitas antardaerah, dan menghilangkan disparitas produk lokal dengan produk global.
Baca: Kasus Ratna Sarumpaet Jadi Sorotan, Mahfud MD Desak Fadli Zon untuk Bertanggungjawab
Ia mengatakan, menghilangkan kesenjangan bukan berarti melemahkan yang kuat, tapi membangun kolaborasi saling membantu sehingga yang kuat tetap kuat dan yang lemah menjadi kuat.
Ma'ruf Amin menyebutkan disparitas produk lokal dan global juga harus diselesaikan sehingga Indonesia tidak terus menerus mengimpor yang menyebabkan kurs rupiah tertekan.
"Untuk bisa Mikraj, kita harus siapkan juga tenaga sumber daya manusia yang handal. Human capital, human resources. Karena itu, kita harus membangun pendidikan," ucap Ma'ruf.
Baca: Ditegur Fadli Zon saat Komentari Kasus Ratna Sarumpaet, Tompi: Izinkan Saya Periksa Luka Beliau!
Selain itu, ucap Ma'ruf, Indonesia harus menciptakan kondisi yang kondusif supaya bisa lepas landas.
"Tidak ada konflik ideologi, pangkal kita adalah Pancasila dan UUD 1945. Pancasila adalah titik temu seluruh elemen bangsa," tutur Ma'ruf.