Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean meminta pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memecat Ratna Sarumpaet dari anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga.
Karena Ratna Sarumpaet telah menyatakan kebohongan atau hoaks terkait pengeroyokannya di Bandung, pada 21 September lalu.
Baca: Update Gempa Palu: Jumlah Pengungsi Capai 70.821 Orang hingga WN Korea Nasibnya Belum Diketahui
"Meminta Prabowo dan Sandiaga Uno untuk memecat Ratna Sarumpaet dari tim pemenangan," ujar elite Demokrat yang juga anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga kepada Tribunnews.com, Rabu (3/10/2018).
Selain itu ia pun mendorong polisi untuk memproses Ratna Sarumpaet secara hukum atas hoaks pengeroyokan tersebut.
Tak lupa ia pun meminta maaf kepada semua pihak atas sikapnya membela Ratna Sarumpaet terkait kebohongan pengeroyokan.
Menurut dia, pembelaannya itu murni bentuk empati rasa kemanusiaan.
"Saya minta maaf kepada semua pihak atas sikap saya yang kemarin membela Ratna Sarumpaet. Pembelaan itu murni sebagai empati rasa kemanusiaan," ucap Ferdinand.
Ia merasa jadi korban kebohongan Ratna Sarumpaet dan dirugikan secara hukum.
Untuk itu pula ia mengutuk keras aksi Ratna Sarumpaet yang telah berbohong terkait pengeroyokan yang dialaminya.
Sebelumnya Ferdinand Hutahaean memberikan pembelaaan setelah polisi membongkar kejanggalan penganiayaan yang dialami oleh Ratna Sarumpaet.
Dalam akun twitternya, Rabu (3/9/2018) Ferdinand Hutahaean menyampaikan bahwa dia masih yakin bahwa Ratna Sarumpaet mengalami penganiayaan hingga babak belur.
"Emphati itu tidak menunggu, apalagi menunggu konperensi pers. Pembuktian itu setelah emphati kita tunjukkan sebagai sikap awal sesuai nilai kemanusiaan yang kita miliki. Jika hoax? Nanti kita hukum sama2. Tp jk benar? Kalian berdosa tlh menuduh hoax sejak awal."
Diberitakan, aktivis kemanusiaan Ratna Sarumpaet menyatakan bahwa dirinya menciptakan kebohongan dengan mengaku dirinya mengalami pengianayaan sehingga wajahnya penuh dengan lebam.
Hal itu disampaikannya melalui konferensi pers di kediamannya di Jalan Kampung Melayu Kecil V Nomor 24, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).