TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego menilai kasus informasi bohong atau hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet hanya akan sementara memengaruhi elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Kalau surveinya sekarang dilakukan, pasti berpengaruh," ujar Indria Samego, kepada Tribunnews.com, Jumat (5/10/2018).
Namun kata dia, Pilpres 2019 baru akan digelar pada April 2019 mendatang, bukan sekarang.
Lamanya waktu pencoblosan, menurut dia, bisa mendorong perubahan dukungan publik kepada pasangan Prabowo-Sandiaga.
Hal itu akan terjadi seiring dengan startegi politik positif dan belajar dari kasus hoaks Ratna Sarumpaet.
"Tapi, kita kan suka pendek memorinya, jadi mudah lupa," katanya.
Sementara itu Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria meyakini, kasus informasi bohong atau hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet tak akan memengaruhi elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
“Menurut saya tidak berbanding lurus kasus Ratna Sarumpaet dengan elektabilitas pasangan Prabowo-Sandiaga. Kita tahu Prabowo-Sandi, kita bisa lihat track record dan latar belakang,” ujar Riza saat ditemui di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Jumat, (5/10/2018).
Riza mengatakan, kasus berita bohong tersebut bisa memberikan hikmah yang penting bagi pihaknya serta bangsa Indonesia.
“Jadi kasus ini mengambil hikmah besar bagi kami dan warga negara Indonesia harus memahami dan mengerti, bahwa pak Prabowo bersimpati, orang yang baik, orang yang sportif, dan berjiwa besar mau meminta maaf,” tutur Riza. (*)