TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa sampai saat ini, masih ada orang yang mempercayai bahwa dirinya merupakan anggota Partai Komunis Indonesia ( PKI).
"Di media sosial, saya dibilang PKI, astagfirullahaladzim. Sudah empat tahun diulang- ulang dan itu masih ada saja yang percaya," ujar Jokowi saat menghadiri pembukaan Rakernas LDII di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (10/10/2018).
Berkali-kali, Jokowi mengatakan bahwa dirinya lahir tahun 1961.
Sementara, organisasi PKI dinyatakan resmi dibubarkan pada tahun 1965.
Baca: Sebelum Tulis Permintaan Maaf, Guru SMAN 87 Jakarta yang Dituding Anti Jokowi Terus Menangis
Artinya, tidak mungkin ia menjadi anggota PKI di usia balita.
Fitnah pun berkembang. Usai Jokowi berulang kali memberikan klarifikasi itu, fitnah yang sama dituduhkan ke orangtua, bahkan kakek dan neneknya.
Baca: Batal ke KPK Amien Rais Puji Sikap Penyidik Polda Metro Jaya, 30 Pertanyaan Disela Makan Gudeg
Padahal, menurut Jokowi, saat ini sangat mudah untuk melacak apakah seseorang itu memiliki kaitan dengan organisasi terlarang atau tidak pada masa lalunya.
"Di dekat rumah saya, ada masjid LDII gede banget. Ada juga organisasi Islam yang lain. Tanya saja di situ, orangtua saya bagaimana, kakek nenek saya. Wong saudara-saudara saya juga banyak yang LDII kok. Semua keluarga saya Muslim," lanjut dia.
Baca: Persaingan Papan Atas Klasemen Liga 1 Semakin Panas, PSM Makassar Tempel Ketat Persib Bandung
Presiden mengatakan, masyarakat memang harus pintar-pintar menyeleksi informasi yang benar dan akurat serta mana informasi yang fitnah dan bohong.
Apalagi saat ini perkembangan media sosial sangat dinamis.
"Perkembangan teknologi itu harus disikapi dengan kearifan, kebijakan," kata Jokowi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi: Saya Dibilang PKI, Astagfirullahaladzim..."
Penulis : Fabian Januarius Kuwado