Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peristiwa peluru nyasar ke ruangan anggota DPR RI bukan kali pertama terjadi.
Menurut mantan Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Tubagus (TB) Hasanuddin, kasus peluru nyasar dari lapangan tembak Perbakin Senayan pernah terjadi pada 2011 dan 2 Oktober 2017 lalu.
Bahkan, pada 2 Oktober 2017 lalu itu, peluru nyasar juga pernah terjadi di ruang kerja TB Hasanuddin ketika masih berkantor di DPR.
Baca: Andi Arief Kritik Prabowo Jarang Temui Rakyat, Pakar Komunikasi Politik Ungkap Faktanya
"Hiruk pikuk adanya berita bahwa ruang anggota DPR RI ditembak sebenarnya tidak perlu dibesar-besarkan. Kasus itu pernah terjadi pada 2011 kemudian pada tanggal 2 Oktober 2017 juga pernah terjadi di ruang kerja saya," kata TB Hasanuddin kepada Tribunnews.com, Senin (15/10/2018).
Peluru melayang menembus kaca jendela ruang kerja mantan anggota Komisi I DPR RI tersebut.
Baca: Terungkap Motif Pembunuhan 1 Keluarga di Deli Serdang, Ayah dan Anak Tewas dengan Kaki Tangan Diikat
Bukan hanya menembus kaca jendela ruangannya, tapi peluru itu jatuh di meja kerjanya ketika masih menjadi anggota DPR.
"Waktu itu saya tidak ribut, sebagai seorang mantan prajurit TNI," katanya.
Sebagai mantan prajurit TNI, TB Hasanuddin mengecek sendiri arah, elevasi, kekuatan peluru menembus kaca dan kerusakan yang terjadi pada proyektil.
TB Hasanuddin pun melakukan cek lingkungan sekitar gedung DPR RI, khususnya dekat ruangan kerjanya.
Memang tak jauh berjarak dari ruangan kerja DPR RI, sebagaimana diketahui ada lapangan tembak Perbakin, di Senayan, Jakarta.
Baca: Netanyahu: Kami Ingin Memiliki Hubungan Luar Biasa dengan Indonesia
Ia pun memprediksi proyektil yang menembus kaca jenderal ruang kerjanya berasal dari peluru nyasar di lapangan tembak Perbakin
"Prediksi saya, proyektil itu merupakan proyektil yang terjadi karena recloset dari arah selatan bisa jadi dari lapangan tembak Perbakin," ucapnya.
Saat itu, sikap TB Hasanuddin tidak ribut-ribut, apalagi mempolitisir kejadian tersebut.
"Saya tidak mau ribut, rame, suudzon atau saya politisir. Ya sudah, saya cukup memberitahukan kepada aparat keamanan setempat," kenangnya.
Untuk kasus kali ini juga, menurut dia, bisa saja terjadi seperti kasus yang ia alami.
Terutama kantor DPR RI pada sisi selatan yang menghadap lapangan tembak.
"Apalagi secara bersamaan terjadi di lantai 13 dan 16," jelasnya.
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo pun telah mengatakan peluru nyasar dari seorang anggota Perbakin Tangerang Selatan mengenai dua ruang kerja anggota Komisi III DPR RI, Senin (15/10/2018).
"Dalam hitungan jam, orang yang salah tembak saat latihan, atau pelurunya nyasar sudah ditemukan, dan pistolnya juga sudah ada," ujar Politikus Golkar ini kepada media saat konferensi pers bersama Ketua Perbakin Jakarta, Irjen Setya Wasisto, dan Polda Metro Jaya, di Gedung DPR RI, Senin (15/10/2018).
Politikus Golkar ini menegaskan, kejadian tersebut bukan karena tindakan terorisme, atau pun penembakan yang disengaja.
"Jadi bukan terorisme. Bukan penembakan yang disengaja, atau aksi-aksi teror yang ditujukan kepada para anggota DPR. Bukan," tegas Bamsoet.
Ketua DPR RI sepenuhnya menyerahkan kasus peluru nyasar ini kepada pihak kepolisian.
"Untuk memprosesnya secara hukum," jelasnya.
Selain itu, Ketua DPR juga menyerahkan kepada pengurus Perbakin untuk menindaklanjuti pelaku peluru nyasar tersebut.
Dua peluru diduga nyasar di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, (15/10/2018).
Dua peluru tersebut menyasar ruangan Wenny Warouw di ruangan 1601 serta Bambang Herry Purnama di ruangan 1313.