TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Pendiri NII Crisis Center yang juga mantan komandan NII Ken Setiawan mengungkapkan, kelompok radikal mulai bergerak kembali dengan berbagai opini yang ujungnya adalah penggantian sistem pemerintahan dengan khilafah.
Menurut mereka, kata Ken, sistem pemerintahan RI tidak berkonsep hukum sesuai dengan syariat Islam alias taghut.
"Kelompok radikal berusaha meyakinkan masyarakat bahwa kondisi hari ini adalah akibat dari sebuah kesalahan fatal karena masyarakat masih menganut ideologi dan sumber hukum yang salah, pancasila dan UUD 1945," kata Ken.
Baca: 15 Pernyataan GP Ansor Soal Pembakaran Bendera
"Dianggap tidak bersumber dari hukum Allah SAW. Mengangap itu adalah produk penjajah Belanda, jadi tidak akan pernah pro dengan masyarakat, hanya pro terhadap penguasa saja," lanjutnya, Rabu (24/10/2018)
Kelompok radikal, katanya lagi selalu mambandingkan proses pelaksanaan aturan di negara RI banyak yang malawan hukum Allah. Ia mencontohkan dalam Al quran tidak boleh minum minuman keras, berjudi, berzina dll.
"Sedangkan di Indonesia itu dilegalisasi, faktanya minuman keras tersebut bisa beredar legal di masyarakat berarti dapat izin dari pemerintah, menurut mereka pemerintah telah melawan hukum Allah dan menurut mereka kita semua sekarang berada disebuah negara yang undang undangnya melawan hukum Allah," bebernya.
Kelompok radikal, lanjut Ken dengan isu ini berharap bisa memprovokasi masyarakat agar sejalan dengan pemikiranya. Dengan harapan, revolusi dengan mengganti pancasila dan UUD 1945 dengan konsep khilafah.
Ironisnya adalah, fakta yang ada lanjut Ken lagi, banyak masyarakat yang terprovokasi dengan propaganda kelompok radikal yang dengan sentimen agama.
Mereka, Ken menyebut aktif dan dengan masif menyebarkan berita terbaru yang mendukung mereka bahkan yang hoax juga disebarkan terutama issu yang memojokan pemerintah.
"Saatnya kita bangkit dan jangan mau dibodohi dengan tipuan propadanda kelompok radikal yang menggunakan sentimen agama. Mereka akan terus menggoreng isu sentimen agama sampai kita terpecah belah satu dengan yang lain seolah olah kita sepemikiran dengan mereka, " Ken mengingatkan.
Mereka, sebut Ken akan bersatu dengan aksi turun kejalan, bahkan mereka sekarang mengeluarkan intruksi dan konsep baru, walaupaun berbeda kelompok tapi ketika sama sama anti terhadap pemerintah, kini bersatu dalam aksi.
"Seolah olah gerakan mereka kini besar dan didukung oleh seluruh lapisan masyarakat, padahal itu hanya propaganda mereka," lanjut Ken Setiawan.