TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) meminta pemimpin bangsa meneladani sikap positif yang ada pada kisah pewayangan Bimo Labuh atau Brotoseno.
Dalam kisah ini, menurut Ibas, bisa dipetik hikmah, sesulit apapun keadaan, dalam mengambil keputusan pemimpin harus memihak kepada rakyat dan rela berkorban untuk kebenaran.
Sikap itu yang tercermin dari sikap Brotoseno dan Pandawa.
Pernyataan tersebut disampaikan Ibas usai menyaksikan pertunjukan wayang oleh Ki Anom Suroto, dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda di Lapangan Bantarangin, Ponorogo, Jawa Timur, Sabtu (28/10/2018).
"Walaupun dia dalam keadaan sulit karena diusir dari Hastinapura dengan cara penindasan, tetapi Brotoseno tetap menolong rakyat Eka Cakra yang ditindas oleh rajanya sendiri Prabu Boko," ujar Ibas dalam keterangan tertulis, Senin (29/10/2018).
Sikap benar-benar memomong atau peduli terhadap rakyatnya ini, kata Ibas, yang dinilai harus dimiliki pemimpin atau pamong.
Cerita Bimo Labuh atau Brotoseno, diharapkan mampu menginspirasi para pemimpin di Indonesia untuk lebih baik dalam menjadi pelayan masyarakat.
"Wayangan memiliki filosofi yang adiluhung (bermutu tinggi), dalam setiap kisahnya banyak pembelajaran yang hakiki, untuk kisah Bimo Labuh ini, berpesan agar menjadi pemimpin yang beriman, berakhlak, amanah dan sembodo," tutur putra bungsu Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Ibas mengatakan, masyarakat Jawa termasuk dirinya, tidak bisa dipisahkan dari wayang. Karena nilai-nilai yang disampaikan setiap pertunjukannya, memiliki pesan mendidik untuk memperbaiki moral.
Bukan hanya pemimpin bangsa, nilai kebaikan juga bisa dirinya ambil dari pertunjukan wayang, terutama sebagai bekal kala menjadi wakil rakyat.
Selain itu, tambah Ibas, wayang juga bisa dijadikan ajang sosialisasi empat pilar kebangsaan, sehingga rasa cinta tanah air semakin tertanam. Hal ini dinilai penting mengingat kondisi bangsa yang rentan terhadap ancaman disintegrasi atau perpecahan.
Ibas sendiri kagum dengan Ki Anom Suroto yang sebagai dalang dinilai cukup lihai membawakan kisah Pandawa. Ia mengaku sangat menikmati setiap pertunjukan yang dibawakan pria itu.
"Saya yakin menularkan nilai positif yaitu cinta tanah air bisa melalui media apa saja, wayangan merupakan media yang mampu menyentuh warga dengan tuntunan yang baik, bisa menyampaikan seruan untuk tidak terpecah belah dalam kondisi saat ini. Dengan semangat Sumpah Pemuda, mari kita jaga persatuan bangsa agar Indonesia lebih maju, selamat memperingati Sumpah Pemuda," tandas anggota Komisi X DPR RI.