TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG - Sejak Senin 29 Oktober 2018 silam, sejumlah penyelam TNI Angkatan Laut, Basarnas, Dislambair, berusaha mengevakuasi korban dan serpihan pesawat Lion Air PK-LQP.
Kelasi Kepala TNI Tarsianto Bale (31) satu dari sejumlah penyelam TNI Angkatan Laut yang diterjunkan, bersedia berbagi ceritanya ketika menyelam untuk mengevakuasi korban dan serpihan pesawat Lion Air.
Baca: Apa Itu Black Box Pesawat Terbang?
Dijumpai di KRI Rigel, penyelam TNI Angkatan Laut Tarsianto menuturkan dirinya melakukan penyelaman di dasar laut hingga kedalaman 30 meter.
Menyelam selama 20 hingga 30 menit, Tarsianto menuturkan kondisi di dasar laut yang gelap dan dipenuhi puing-puing pesawat tersebut berserakan di dasar laut.
Dengan membawa kantung semacam karung goni, ia pun memunguti satu persatu puing-puing tersebut dari dasar laut dan dimasukan ke dalam kantung yang ia bawa hingga terisi penuh.
"Kalau sudah penuh kantungnya, baru saya bawa naik ke atas kapal mas," ucap Tarsianto diwawancarai di KRI Rigel yang tengah mengapung di perairan Karawang, Kamis (1/11/2018).
Pria kelahiran Kota Pasuruan tersebut juga menuturkan, jarak pandang di dasar laut hanya berkisar maksimal tiga meter.
Lanjut, Tarsianto menuturkan dirinya kerap kali dihinggapi rasa takut, meski sudah berulang kali melakukan penyelaman ke dasar laut.
"Kalau takut pasti masih ada, namanya dasar laut banyak kemungkinan bahayanya seperti hewan buas, juga hewan berbisa," ujar Tarsianto.
Ia menuturkan, doa serta persiapan yang matang sebelum menyelam menjadi modal utamanya untuk terjun ke dasar laut melakukan sar.
Tantangan terberat ketika menyelam, menurut Tarsianto adalah ketika dirinya harus berjibaku melawan derasnya arus dasar laut.
Baca: KNKT dan NTSB Amerika Serikat Datangi Lokasi Pengumpulan Puing Pesawat di JICT 2
Jika tidak berhati-hati, derasnya arus dasar laut juga bisa sangat membahayakan dirinya.
"Tantangannya menyelam itu arus deras di dasar laut, jika tidak berhati-hati bisa terbawa arus juga nantinya, kalau sudah di kedalaman 25 hingga 30 meter itu arusnya sudah deras mas," ujar Tarsianto menceritakan sedikit kesaksiannya ketika menyelam.
Penulis: Dwi Putra Kesuma