TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Gerakan Pemuda Anshor (GP Ansor), Yaqut Cholil Quomas, menegaskan sudah meminta maaf atas insiden pembakaran bendera di Garut, Jawa Barat.
Dia meminta agar polemik pembakaran bendera itu supaya diakhiri.
Dia mengaku sudah berkomunikasi dengan sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas), termasuk PP Muhammadiyah.
Upaya ini dilakukan untuk meredam gejolak di masyarakat menyusul insiden tersebut.
“Kami sudah tegaskan sudah meminta maaf atas perasaan publik yang terganggu karena peristiwa di Garut dan semua sudah saling memahami. Sekarang, tinggal recovery,” kata Yaqut, Kamis (1/11/2018).
Baca: Polemik Pembakaran Bendera Diharapkan Segera Diakhiri Agar Tidak Menimbulkan Permusuhan
Pada Rabu malam, PP Muhammadiyah menjamu PB Nahdlatul Ulama (PBNU) di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat.
Pada kesempatan itu, hadir Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Ketua Umum PBNU Said Aqil Sirodj, termasuk Yaqut Cholil Qaumas.
Menurut Yaqut, pihak PP Muhammadiyah bersedia membantu menenangkan situasi di masyarakat.
“Tadi, sepakati masing-masing meredakan jemaahnya, supaya tak usah ikut-ikutan,” tambahnya.
Seperti diketahui, Kepolisian Daerah Jawa Barat telah menetapkan M dan F, dua orang diduga pelaku pembakaran bendera sebagai tersangka.
Mereka dijerat Pasal 174 KUHP tentang perbuatan yang menimbulkan kegaduhan.
Selain itu, polisi juga sudah menetapkan seorang tersangka lainnya yang membawa bendera pada saat peringatan Hari Santri Nasional di Limbangan, Garut, Jawa Barat, pada Senin (22/10/2018).
Atas perbuatan itu, ketiga orang tersangka tidak dilakukan penahanan.