Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Ikatan Pilot Indonesia (IPI) Capt. Raya Noya mengatakan pihaknya akan memberikan pendampingan pada keluarga dari kopilot Harvino (41), korban kecelakaan Lion Air PK-LQP pada 29 Oktober 2018.
Ini karena Harvino merupakan bagian dari IPI, sementara sang pilot Bhavye Suneja tidak mendapatkan pendampingan karena bukan bagian dari IPI, terlebih dia adalah warga negara asing.
Baca: Alasan Mengapa Kopilot Harvino Dilarang Terbang saat Alami Sakit Gigi
"Yang Kapten bukan member IPI karena ekspatriat atau Tenaga Kerja Asing. Sementara kopilot Harvino merupakan bagian dari IPI. Karena itu IPI akan melakukan pendampingan pada keluarga korban dan mengawal proses investigasi dari KNKT. Termasuk akan mengawal tindaklanjut penanganan keluraga setelah meninggalnya almarhum," tambah Capt. Raya Noya, Jumat (2/11/2018) di Gedung Graha Dirgantara, Halim, Jakarta Timur.
Baca: Soal Gaji Pilot Lion Air Rp 3,7 juta, IPI : Kalau Benar, Semoga Bisa Diperbaiki
Diketahui ternyata kopilot Harvino tengah dipromosikan menjadi kapten pilot. Ini terungkap dari keterangaan Kapten Edwaard Limbong di kediaman Harvino, Serpong, Tangsel.
"Dia mau diterbangkan jadi kapten dan sudah masuk grup. Tapi yang namanya takdir, kita tidak tahu," tutur Edward, Kamis (1/11/2018).
Edward melanjutkan Harvino sudah empat kali terbang dengannya menjadi kopilot. Selama bekerja, dia mengenal Harvino sebagai sosok yang saleh. Keduanya juga sempat training bersama di Balaraja.