TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyayangkan aksi bullying para siswa di salah satu sekolah SMK wilayah Kendal terhadap gurunya.
Meski aksi itu disebut sebagai “guyonan”, KPAI menilai aksi tersebut mencerminkan ketidak-santunan sikap dan perilaku peserta didik terhadap sang guru.
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti mengatakan dengan tujuan dan alasan apapun, tindakan para siswa tersebut sebagaimana terlihat di video merupakan tindakan tidak patut dan tidak bisa dibenarkan.
Retno menjelaskan, KPAI akan berkoordinasi awal melalui telepon dengan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah terkait kasus ini pada Senin (12/11/2018) hari ini.
Tujuannya untuk memastikan langkah penyelesaian dan jika diperlukan adanya program pembinaan terhadap siswa dan pihak sekolah oleh Pemerintah Provinsi dan OPD terkait.
Baca: TERPOPULER- Sebut Maia Estianty Tolak Bangun Rumah Berdempetan di Cisarua, Ahmad Dhani: Menghina Itu
Sebelumnya, staf Pengaduan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima kiriman 4 foto dan sebuah video dugaan kekerasan sejumlah siswa terhadap gurunya.
Informasi tersebut dikirimkan melalui melalui media sosial KPAI, pada Minggu (11/11/2018) sekitar pukul 13.50 WIB.
Peristiwa dugaan kekerasan itu terjadi di salah satu SMK swasta di Kendal, Jawa Tengah.
Video tersebut memperlihatkan seorang guru pria paruh baya menjadi sasaran bullying murid-muridnya.
Baca: Via Vallen Ogah Klarifikasi Langsung Soal Cover Lagu SID, Jerinx: Saya Minta Maaf? Never
Setidaknya ada lima orang siswa yang tampak mengarahkan tendangan sambil tertawa ke arah guru tersebut.
Dalam video itu terlihat seorang siswa mendorong kemudian disusul siswa lainnya.
Sang guru terlihat berusaha menghalau murid-muridnya dengan gerakan tendangan dan mengibaskan buku yang dipegangnya.
Baca: Istri Dokter Yusrizal Ungkap Bidan Winda Meracau Usai Disuntik dan Tubuhnya Lemas
Mereka tampak terlihat seolah saling tendang, bahkan sepatu guru tersebut melayang sebelah.
Video berakhir dengan tawa-tawa siswa dan guru mengambil kembali sepatunya yang lepas.
Video ini beredar di media sosial. Salah satunya diposting oleh akun Facebook Eris Riswandi.
Kepala SMK yang bersangkutan, kemudian melakukan klarifikasi bahwa faktanya tidak ada pemukulan atau kekerasan fisik, karena sebenarnya para siswa dan guru tersebut hanya guyonan (bercanda).
Baca: TERPOPULER- Soroti Pernyataan Jokowi Soal Politikus Genderuwo, Iwan Fals: Abis Ini Apalagi Ya
Retno Listyarti mengatakan KPAI menyesalkan viralnya video ini, karena identitas anak dan nama sekolah tidak diblur, sehingga diketahui public secara luas.
"Hal ini berpotensi kuat menimbulkan stigma negatif terhadap sekolah dan para siswa lainnya yang bersekolah di SMK tersebut," kata Retno Listyarti dalam keterangan yang disampaikan kepada Tribunnews, Senin (12/11/2018).
Apalagi menurut Retno Listyarti, komentar netizen mayoritas negatif dan agak emosional setelah melihat video "guyonan" ini.
Baca: Balita Meninggal Setelah Tenggelam di Kolam Renang Bersama Keluarganya
"KPAI mengimbau agar netizen tidak lagi menyebarkan video tersebut, cukup berhenti di kita saja. Karena saat ini kasus dalam video tersebut sedang ditangani pihak sekolah dan akan dipantau prosesnya oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah," kata Retno Listyarti.