News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jokowi : Ideologi Bangsa Indonesia Tidak Bisa Diganti Ideologi Hasil Impor

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo menyapa ribuan Kepala Daerah se-Jawa Tengah dalam acara 'Sarasehan Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa Guna Pengembangan Pemerintahan Desa Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018' di Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan Semarang, Jawa Tengah, Kamis (22/11/2018). Tribun Jateng/Hermawan Handaka

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Presiden Joko Widodo meminta semua pihak untuk menjaga NKRI dengan tidak mengubah ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat ‎menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1440 H dan Hari Pahlawan di Alun-alun Kajen, Kabupaten Pekalongan, Kamis (22/11/2018) malam.

Awalnya Presiden mengajak seluruh masyarakat ‎untuk merenung lebih dalam bahwa Nabi Muhammad SAW diutus Allah untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.

Rasulullah juga membawa umat manusia keluar dari dhulumat (kegelapan) menuju Nur (terang benderang).

"Sebuah tugas yang Nabi Muhammad SAW lakukan dengan cara-cara santun, dengan cara-cara lembut, dengan cara-cara yang penuh dengan kasih sayang," ujar Jokowi.

Sebagai umat Nabi Muhammad SAW, kata Jokowi, sudah sepatutnya kita mengikuti teladan Rasulullah. Antara lain teladan berakhlak baik, teladan mengemban misi rahmatan lil alamin dan teladan dalam menjaga ukhuwah di kalangan warga masyarakat.

"Ukhuwah yang tanpa membeda-bedakan latar belakang agama, ukhuwah yang tanpa membeda-bedakan status sosial, ukhuwah yang tanpa membeda-bedakan pandangan politik, seperti yang beliau lakukan saat memimpin di Madinah," lanjut Jokowi.

Selain itu, Presiden juga mengingatkan kepada para hadirin untuk terus beristiqomah menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia pun mengajak umat untuk berhijrah dari sikap egois yang mau menang sendiri ke sifat yang perduli terhadap sesama.

"Hijrah dari sifat-sifat pendendam kepada sifat-sifat yang penuh kasih sayang, hijrah dari sifat-sifat pemarah kepada sifat-sifat yang penuh dengan kesabaran, hijrah dari sifat-sifat senang kegaduhan ke sifat-sifat yang penuh dengan kerukunan," sambungnya.

Presiden pun menyampaikan rasa senangnya dapat berada di tengah keluarga besar GP Ansor karena GP Ansor selalu berada di baris terdepan dalam menjaga Pancasila, menjaga Bhinneka Tunggal Ika, menjaga NKRI, menjaga Undang Undang Dasar 1945, dan menjaga Indonesia dari aksi separatisme dan terorisme.

“GP Ansor menunjukkan bahwa bangsa kita mewarisi keberanian para pejuang, ketulusan para pahlawan. GP Ansor tidak mudah ditakuti, itulah semangat asli bangsa Indonesia. Kita harus berani menunjukkan bahwa Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia dan tidak bisa digantikan oleh ideologi-ideologi yang lain, apalagi ideologi hasil impor,” ucap Jokowi.

Jokowi juga mengajak GP Ansor untuk meletakkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan kelompok sendiri, untuk terus menjaga marwah ulama dan organisasi, dan terus melakukan syiar keislaman dan keindonesiaan, serta selalu bermunajat dalam kebaikan, kedamaian, kesejahteraan, dan kemakmuran yang juga dilakukan oleh nabi, syuhada, aulia, dan para pahlawan.

"Jangan pernah jauh dari para kiai, dari para ulama, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara. Kepada seluruh kader GP Ansor dengan mengikuti jalan kemuliaan Nabi, Insyaallah bangsa kita yang besar akan terus bergerak maju," paparnya.

Dalam acara ini Presiden dan Ibu Iriana didampingi oleh Habib Luthfi bin Yahya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, Staf Khusus Presiden Abdul Ghofar Rozin, dan Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini