TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berwacana akan menghidupkan kembali Pendidikan Moral Pancasila (PMP).
Yenny Wahid, putri dari mendiang Presiden ke-IV RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), menilai keberadaan PMP di Indonesia sudah sangat mendesak.
"Sangat urgen (mendesak -red) karena kebutuhan kita sekarang, dunia global arus informasi yang luas karena kalau anak tidak dipupuk. Fondasi sikapnya, fundamental nya tidak dikuatkan, maka kemudian dia tidak siap hadapi situasi," ujar Yenny di Mabesad, Jakarta Pusat, Kamis (29/11/2018).
Ia pun mengaku mendukung rencana pemerintah untuk mengembalikan mata pelajaran PMP.
Sebab generasi milenial harus memahami betul arti Pancasila.
"Jadi kalo kemudian ini kita jadikan landasan hidup kita,sudah pas banget. Bangsa lain enggak punya kita jangan sia-siakan," ujar Yenny.
Terpenting bagi Yenny, jika PMP ini kembali dihidupkan adalah munculnya niatan serius dari pemerintah untuk terus memupuk nilai-nilai Pancasila sejak dini kepada generasi milenial.
"Artinya keadilan sosial bagi anak itu apa?, utamanya. Kemanusiaan itu apa?, si anak itu harus lakukan tetangganya seperti apa. Nah yang gitu-gitu yang harus diajarkan sama anak-anak," ujar Yenny.
Baca: Opsi KPU Bertemu OSO Sulit Terealisasi
Diberitakan sebelumnya pemerintah melalui Kemendikbud mewacanakan mengembalikan mata pelajaran PMP.
Mata pelajaran zaman Orde Baru itu dianggap penting untuk menguatkannya nilai Pancasila.
"PMP akan kita kembalikan lagi karena ini banyak yang harus dihidupkan kembali, bahwa Pancasila ini luar biasa buat bangsa kita, itu mungkin yang akan kita lakukan," kata Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Supriano seusai upacara peringatan Hari Guru di gedung Kemendiknas, Jakarta Pusat, Senin (26/11/2018).