TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bila Amien Rais masih merasa bagian dari Reformasi 1998 yang menjatuhkan Orde Baru Soeharto karena Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), seharusnya tak diam saja ketika Wasekjen PDIP Ahmad Basarah hendak digugat karena menyebut 'Soeharto Guru Korupsi'.
Hal itu diungkap Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menjawab wartawan di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (1/12/2018).
"Kalau beliau (Amien Rais) mau menggunakan hati nurani dan pikirannya, tentu saja akan berpihak pada Pak Ahmad Basarah. Kecuali sudah berubah. Kecuali mendukung nepotisme," kata Hasto.
Untuk diketahui, Ahmad Basarah hendak digugat Partai Berkarya, partai yang dipimpin putra bungsu Soeharto, Hutomo Mandala Putra.
Semuanya berawal dari pidato capres Prabowo Subianto, yang didukung Berkarya, di Singapura. Prabowo menyebut kanker di Indonesia sudah laiknya kanker stadium 4, dan dia siap membereskannya.
Baca: Polisi Masih Buru 77 Narapidana yang Kabur dari Lapas Lambaro Aceh
Menanggapi itu, Basarah mengingatkan Prabowo adalah bagian dari Orba, dan menantu Soeharto. Dan bila merujuk TAP MPR soal pemberantasan korupsi, maka 'Soeharto adalah guru korupsi'.
Pernyataan inilah yang hendak digugat Partai Berkarya.
Kata Hasto, pihaknya menanggapi serius ancaman pihak Berkarya menggugat Basarah.
Sebab ini menjadi momentum pertaruhan bangsa ini. Apakah mampu memastikan seluruh semangat Reformasi 1998 untuk membentuk pemerintahan bersih dari KKN.
Di PDIP sendiri, kata Hasto, berbeda dengan Gerindranya Prabowo. Partainya Prabowo masih mengusung caleg yang pernah terlibat kasus korupsi.
"Kalau PDIP tidak ada. Karena kami komit dengan semangat reformasi itu," imbuhnya.
Dengan gugatan Berkarya, kata Hasto, pihaknya akan mendorongnya menjadi momentum agar para pemimpin di masa Orba membuka asal harta kekayaannya. Termasuk Prabowo Subianto.
"Pak Prabowo berapa triliun harga kekayaannya, itu dari mana? Ini menjadi momentum dengan gugatan Partai Berkarya itu," kata Hasto.
Kata Hasto, PDIP dan para penggiat antikorupsi juga punya banyak data korupsi, termasuk dokumen-dokumen ketika TAP MPR soal pemberantasan korupsi dibuat.
Dan kalau mau jujur, lanjut Hasto, Ketua Umum Megawati Soekarnoputri sudah sangat bijak. Berusaha membangun rekonsiliasi ketika Soeharto banyak dihujat.
Namun, semua itu dilupakan oleh keluarga Soeharto sendiri dengan mencoba mengungkit-ungkit permasalahan di masa lalu.
"Termasuk dengan menggugat Pak Ahmad Basarah. Lalu yang dikatakan Pak Prabowo bahwa korupsi kita kanker masuk stadium 4. Sementara Pak Prabowo sendiri tak mampu membereskan kader di caleg-caleg Gerindra," beber Hasto.