Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Pengasuh Pesantren Tebuireng dan Pengurus (mustasyar) PWNU Jawa Timur, KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin mengimbau semua pihak, khususnya ulama dan kiai, menyikapi secara dewasa kasus pembakaran bendera.
Gus Kikin, yang masih keponakan dari KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, meminta ulama dan kiai tabayun mengenai kasus ini.
Ia mengatakan isu itu memang harus disikapi dewasa dan hati-hati, karena setiap pemilu sudah beberapa kali terjadi isu semacam itu.
"Juga berhati-hati, apalagi isu-isu seperti penyerangan ulama dan kasus pembakaran bendera ini selalu ada di setiap pergelaran pemilu," ujar Gus Kikin, dalam keterangannya, Minggu (2/12/2018).
Menurutnya, kiai bisa melakukan sosialisasi kepada masyarakat supaya tidak salah paham.
Karena itu, ia meminta mereka menyikapinya dengan kepala dingin dan tidak emosi.
Gus Kikin sendiri tidak bisa mengidentifikasi apakah isu tersebut sengaja dibuat oleh pihak-pihak tertentu.
Namun, apa pun itu, ia sekali lagi meminta agar menyikapi hal ini secara dewasa.
"Lebih baik tabayun, kalau mendengar isu-isu semacam itu dibuatlah forum silaturahim ulama pesantren. Jangan kemudian terpancing panas, jangan bertindak sendiri. Supaya tidak salah paham," jelasnya.
Di sisi lain, ia turut menyampaikan pentingnya menjaga persatuan umat dalam tahun politik 2019 ini.
Gus Kikin mengimbau agar masyarakat jangan sampai terpecah belah dan diadu domba oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Ia juga meminta agar seluruh pihak membantu Polri menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
"Jangan gara-gara Pilkada dan Pilpres karena berbeda pilihan kita jadi terpecah. Kita ini satu bangsa, satu tanah air tentunya harus menjaga keutuhan NKRI ini. Jika situasi memanas justru bisa dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk menciptakan kekacauan," kata dia.
"Untuk itu kita semua harus bekerja sama, saling menjaga dan membantu Polri untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat," tambah Gus Kikin.