TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengingatkan kepada seluruh pengurus organisasi masyarakat Mathla'ul Anwar agar jangan mudah disusupi atau punya satu ideologi lain yang bukan Pancasila.
Dikatakan, pilihan politik boleh beda tapi untuk merawat NKRI harus satu.
"Saya sampaikan bahwa beda pilihan politik silakan, tetapi berbicara masalah merawat persatuan dan Pancasila, NKRI itu tidak bisa ditawar lagi. Saya ingatkan jangan sampai dalam organisasi Mathla'ul Anwar ini kesusupan atau punya satu ideologi lain yang bukan Pancasila," ujar Wiranto dalam siaran persnya ke Tribunnews.com, Sabtu (8/12/2018).
Wiranto yang juga Ketua Dewan Penasehat Mathla'ul Anwar menyampaikan bahwa tugas yang diemban oleh organisasi Mathla'ul Anwar tidak hanya pendidikan dan dakwah.
Baca: Satu Keluarga Tewas Tertimbun Longsor di Pacitan
Namun juga bagaimana memberdayakan ekonomi umat.
"Untuk itu harus fokus ke sana. Soal pilihan politik silahkan saja, karena kita memang membebaskan untuk berpolitik pada jalur apapun, tapi saya sampaikan bahwa jangan sekali-kali di dalamnya kita kesusupan ideologi-ideologi lain kecuali Pancasila," kata Wiranto.
Wiranto juga menegaskan bahwa merawat negeri ini harus dilakukan terus menerus, tidak boleh berhenti.
Jika sudah baik maka harus dibuat lebih baik lagi.
"Merawat itu kan terus, never ending, sesuatu yang sudah baik ya dirawat terus supaya lebih baik lagi. Ini bukan diruwat, dirawat. Kalau diruwat itu prihatin, ini dirawat apa yang sudah dapat kita capai sekarang," kata Wiranto.
Apalagi, lanjut Wiranto, kita harus merawat warisan dari semangat para pendahulu bangsa, kemudian tokoh-tokoh Islam yang mengedepankan toleransi, kepentingan nasional, dibanding mengedepankan egonya masing-masing.
Baca: Fakta-fakta Playboy Kampus Membuat Foto dan Video Hot Pacarnya, Ibu Korban Pun Diminta Telanjang
Menurutnya hal-hal tersebut yang harus dicontoh.
"Sekarangkan banyak ego-ego yang bermain dalam kegidupan kita sebagai bangsa. Nah kalau kemudian ego itu yang ke depan, ini kan tidak satu. Egonya disimpan, dikedepankan semangat persatuan, dikedepankan semangat toleransi, dikedepankan semangat untuk bersama-sama membangun negeri ini," ujar Wiranto.