TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seiring meningkatnya aktivitas Gunung Anak Krakatau, antisipasi dilakukan dengan memindahkan seluruh penduduk di Pulau Sebesi menuju daerah Kalianda dan Rajabasa, Lampung.
"Total penduduk yang berada di pulau itu berjumlah 2.814 jiwa. Yang sudah dievakuasi 1.600 jiwa. Kekurangan hari ini diproses evakuasi menggunakan 4 kapal. Mereka ditempatkan di Kalianda, sebagian juga di Rajabasa," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho saat konferensi pers, di Kantor Graha BNPB, Pramuka, Jakarta Timur, Jumat (28/12/2018).
Ia menerangkan, sejauh ini aktivitas Gunung Anak Krakatau telah memasuki siaga level 3, di mana radius 5 kilometer dari puncak kawah, dilarang melakukan aktivitas apapun.
Dikhawatirkan, arah angin berbalik menuju ke arah timur laut atau utara, sehingga Pulau Sebesi menjadi daerah pertama terdampak muntahan gunung yang berada di tengah Selat Sunda itu.
"Pasti Pulau Sebesi yang pertama, hujan abu pekat dan sebagainya, termasuk bau sulfur. Oleh karena itu, penduduk Pulau Sebesi kita evakuasi," terang dia.
Baca: Raih Banyak Sumbangan Dana dari Pendukung, Sandi: The Power of Sholat Dhuha Is Real
Sementara, evakuasi di Pulau Sebuku sendiri, ujar Sutopo, tak dilakukan, mengingat tidak ada satupun penduduk yang bermukim di pulau tersebut.
Lebih lanjut ia mengatakan, Pulau dapat didiami kembali sampai ada instruksi bahwa aktivitas Gunung Anak Krakatau menurun.
"Sedangkan Pulau Sebeku tidak ada penduduk yang bermukim di sana. Sampai ada penurunan aktivitas Gunung Anak Krakatau," ujar Sutopo.