News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tsunami di Banten dan Lampung

Kesaksian Danu, Bocah Pekerja di Pelelangan Ikan Labuan, Empat Kali Diterjang Tsunami

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Danu menunjukan lokasi tempatnya bekerja yang hancur diterjang tsunami di Pelelangan Ikan Kecamatan Labuan, Pandeglang, Banten, Jumat (28/12/2018).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma

TRIBUNNEWS.COM, LABUAN - Danu (12) tak lagi bisa bekerja seperti hari-hari sebelumnya, usai tsunami Selat Sunda menerjang kawasan Pelelangan Ikan di Kecamatan Labuan, Pandeglang, Banten.

Lokasi Danu bekerja, kini sudah rata dan hanya tersisa lantainya, sementara bangunannya sudah hancur porak porandan dihempas gelombang tsunami.

Saat tsunami datang, Danu tengah bekerja membantu bosnya berjualan ikan di Sentra Pelelangan Ikan Labuan.

Tiba-tiba, air laut surut hingga sekiranya 30 cm dibibir lokasi pelelangan, dan menimbulkan tanda tanya di benaknya. "Bingung kang air surut sampai 50 cm, tapi gak ada firasat mau tsunami kan gak ada gempa," kata Danu di lokasi Pelelangan Ikan Labuan, Jumat (28/12/2018).

Lanjut Danu, air laut surut tersebut pun tiba-tiba berganti dengan gelobang pasang pertama yang menerjang kawasan Pelelangan Ikan Labuan.

Namun, ketika gelombang pasang pertama datang warga sekitar masih belum begitu panik, karena hal tersebut sudah biasa terjadi.

Danu menunjukan lokasi tempatnya bekerja yang hancur diterjang tsunami di Pelelangan Ikan Kecamatan Labuan, Pandeglang, Banten, Jumat (28/12/2018).

Ketika gelombang kedua datang, kerusakan pun mulai terjadi dan membuat panik warga yang sontak berhamburan menyelamatkan diri.

Tak berselang lama, gelombang ketika dan keempat yang sekiranya setinggi lima meter pun datang dan meluluh lantakan kawasan Pelelangan Ikan Labuan.

Baca: Bisnis Prostitusi Online Terungkap di Serpong, Pelaku Mematok Tarif Rp 200 Ribu Sekali Tampil Live

"Disitu saya mah panik kang, langsung teriak-teriak bilang ada gelombang tinggi sambil lari ke dataran tinggi," ucap Danu mengenang musibah yang merenggut mata pencahariannya.

Esok harinya pada Minggu (23/12/2018), dua jenazah yang merupakan wisatawan lokal pun ditemukan tewas persis disamping tempat Danu bekerja. "Ini di sini ada dua orang yang meninggal, tapi wisatawan kang bukan orang sini," kata Danu. 

Baca: Cerita Unik Sandiaga Uno Kampanye ke Solo: Serba Dapat Angka 2 Saat Gunakan Penerbangan Garuda

Kini, Danu pun tak lagi bisa membantu meringankan beban ekonomi keluarganya.

Sebelumnya musibah terjadi, Danu diupah oleh bosnya sebesar Rp 50 ribu apabila bekerja hingga pukul 24.00 WIB. "Kalau kerja bantu bos dapat Rp 50 sampai pukul 24.00 WIB, kalau setengah hari cuma Rp 25 ribu. Tapi saya mah sampai pukul 24.00 WIB terus," imbuh Danu.

Saat ini, Danu hanya bisa meratapi lokasi tempatnya bekerja dan berharap bantuan dari relawan yang ada.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini