Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) menyebut, minat anak muda masuk ke Industri Teknologi Pertahanan dan Keamanan masih rendah.
Kepala Bidang Alih Teknologi dan Ofset KKIP, Laksda TNI (Purn) Rahmat Lubis, mengatakan, salah satu sebabnya adalah biaya sekolah untuk mendalami ilmu tersebut cukup tinggi.
Untuk itu, keberadaan beasiswa LPDP dari Kemenkeu bisa menjadi daya tarik, agar generasi millenial berkecimpung pada industri pertahanan (Idhan).
"Kemenkeu bisa ndak, diberi yang lebih menarik mendukung uang kuliah, pemondokan, transpor, untuk yang mau belajar industri teknologi pertahanan keamanan agar lebih menarik dari ilmu sosial, ilmu hukum dan lainnya," kata dia, dalam sebuah diskusi di kantor Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jumat (28/12/2018).
Baca: Teka-teki Hubungannya dengan Reino Barack, Syahrini Pamer Belajar Masak di Jepang dan Didoakan Nikah
Selain itu, ia mengatakan, ketidakmampuan BUMN maupun BUMS memberikan gaji layak pada lulusan terbaik perguruan tingg8membuat keengganan anak muda bekerja pada industri tersebut.
Baca: Ini Jadwal Debat Capres Pilpres 2019 dan Isu yang Dibahas
Hal itu berkaca dari pendapatan dari BUMN dan BUMS yang tak banyak.
"Dengan kapasitas penjuaalan seperti ini artinya reveneu dari sektor pertahanan itu rendah. Nah kalau rendah dari mana dia mau gaji," kata Rahmat.
Sejauh ini dari data yang dimiliki KKIP, pekerja Industri Teknologi Pertahanan dan Keamanan didominasi lulusan SMA dengan jumlah sekitar 55,2 persen.
Sementara, untuk lulusan S1 sekitar 28,6 persen dan S2 1,6 persen, serta S3 hanya 0,2 persen.
"Itu upaya-upaya yang kita lakukan memang tidak bisa instan," tuturnya.