TRIBUNNEWS.COM, BANTEN - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menaikkan status dan jarak aman di sekitar gunung anak Karakatau.
Ketua Tim Tanggap Darurat di Pos Pantau Gunung Anak Krakatau, Kushendratno mengatakan alasan mengapa pihaknya menaikkan level aman.
Saat berbincang dengan Tribunnews.com di Pos Pantau Anak Krakatau, Carita, Banten, Sabtu (29/12/2018) mengatakan saat ini meski letusan menurun namun Gunung Anak Krakatau terpantau tambahan potensi bahaya.
Potensi apa sajakah?
"Kalau dilihat dari Seismograf, letusan menurun tetapi ada tambahan potensi bahaya. Tadinya hanya abu vulkanik, sekarang ada lava pijar dan awan panas yang keluar. Kecepatan bisa 200 kilometer per jam. Takutnya nanti ada nelayan yang mancing dan terkena awan, jadi kami naikkan statusnya dan diperluas jarak amannya," kata Kushendratno
Bagaimana rekasi nelayan ada keluhan atau tidak?
Menurut Kushendratno, biasanya para nelayan ini mengikuti petunjuk petugas.
"Mereka takut sama bunyi letusan Anak Krakatau. Mereka juga awam juga, jadi ikut yang kami informasikan. Jarak lima kilometer sudah tidak boleh lagi ada aktivitas," jelasnya lagi.
Lantas, apakah dalam waktu dekat, ada yang masih perlu dikhawatirkan dari aktivitas Anak Krakatau?
"Relatif sangat kecil. Hari ini boleh dibilang, hari pertama penurunan aktivitas Anak Krakatau dan landai. Kalaupun ada gelombang laut, tidak akan setinggi Tsunami kemarin. Yang terkena dampak paling hanya lokasi di sekitar gunung saja," jelasnya lagi.
Baca: Mengamati 24 Jam Aktivitas Anak Gunung Krakatau, Kushendratno Temukan Keunikan Ini
Unik
Selama 12 tahun bekerja di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kushendratno baru menemukan hal unik saat melakukan tugasnya memantau gunung anak Krakatau.
Ia membeberkan keunikannya.
Menurutnya, karena aktivitas ini kawah pun hilang hingga awannya terputus.
"Krakatau ini yang paling menarik. Biasa naik gunung susah, sekarang menyeberang yang susah. Naik gunung susah, bisa istirahat, kalau menyeberang susah, dipakasakan kita tenggelam. Sampai sana, buat camping enak, suasana pantai enak, tapi gunungnya aktif sekali. Tiap tahun meletus, tapi dibalik itu, kita punya visual malam yang begitu indah dan ini satu-satunya gunung yang kawahnya hilang.
Hilangnya sejak kapan?
"Kemarin Jumat (28/12). Pukul 14.18WIB, saya baru menemukannya. Tiba-tiba ada yang teriak, kok awannya putus? Saya langsung lihat, saya ke depan, dalam hati "Kenapa gunungnya hilang?" saya langsung minta teropong, akhirnya dapat. Kita analisis, ternyata hilang gunungnya. Ini sesuatu hal yang luar biasa. Setelah itu, air laut masuk ke kawah, jadi awannya sempat terputus.
Mungkinkah akan muncul lagi, karena kemarin rata-rata peningkatan 4-6 meter per tahun?
Baca: Keunikan Aktivitas Gunung Anak Krakatau, Awannya Terputus, Kawah Pun Menghilang
"Kalau masih aktif, akan tetap meningkat lagi. Mungkin sama seperti dia (Gunung Anak Krakatau) baru lahir 1929. Hanya saja sekarang sudah di 100 meter, sebelum kemarin sempat 338 meter. Mungkin akan terulang lagi sejarah lahirnya Anak Krakatau, lahir dan tumbuh besar.