News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Pidato Kebangsaan Prabowo Penuh Ilusi dan Retorika Teleprompter

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekretaris Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Pidato kebangsaan Calon Presiden 02 Prabowo Subianto semalam, di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, membuat tim sukses pasangan Capres-Cawapres Jokowi-Maruf Amin kecewa. Alasannya, pidato Prabowo yang disampaikan selama 1 jam tanpa teks semalam dinilai menihilkan prestasi pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-KIai Maruf, Hasto Kristiyanto menyebut pidato kebangsaan Prabowo telah melanggar aturan kampanye.

Baca: Wanita Dimaki usai Ungkap Fakta Prabowo Pakai Teleprompter Saat Pidato, Gus Nadir: Padahal Bukan Aib

Menurut hasto, materi pidato kebangsaan yang disampaikan Prabowo, juga menihilkan prestasi Indonesia, termasuk prestasi Indonesia dalam Asian Games dan Asian Para Games. "Kemajuan membangun dari pinggiran, dan kehadiran nilai-nilai kemanusiaan dalam kebijakan sosial Pak Jokowi-JK pun terasa dinihilkan," ujar Hasto Kristiyanto, Selasa (15/1/2019).

Hasto mengatakan, pidato visi misi pasangan calon presiden 02 Prabowo-Sandiaga Uno sarat dengan ilusi retorika Teleprompter. Ia meyakini, pernyataan yang menihilkan prestasi Jokowi-JK akan mengurangi elektoral Prabowo.

Baca: Poin-Poin Tanggapan Pengamat dan Pakar Soal Pidato Indonesia Menang Prabowo Subianto

"Tidak hanya di Jawa dan Sulawesi. Masyarakat Sumatera, Kalimantan, NTT, Papua, dan Indonesia Timur lainnya yang telah merasakan sentuhan kebijakan Pak Jokowi-JK kami pastikan kurang respek dengan pidato retorik-teleprompter," kata Hasto.

Hasto menegaskan kembali, pidato visi misi Prabowo-Sandi, jika dilihat dalam perspektif kemanusiaan dan kerakyatan, maka tak sebanding dengan apa yang telah dilakukan Jokowi-JK. Narasi yang dibangun Prabowo, ucap Hasto, yakni melawan berbagai bentuk ketidakadilan.

"Strategi model menyerang justru menjadi arus balik, yang justru malah mengingatkan masa lalu Pak Prabowo. Hal yang kami apresiasi dari pidato tersebut adalah vokal dan intonasi Pak Prabowo jauh lebih baik,” Hasto Kristiyanto mengingatkan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini