Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra, Andre Rosiade, menyoroti soal mundurnya Edy Rahmayadi sebagai Ketua Umum PSSI dalam Kongres PSSI di Bali, Minggu (20/1/2019).
Menurut Andre, keputusan Edy Rahmayadi mundur merupakan keputusan yang tak ada urusan atau campur tangan Partai Gerindra.
Seperti diketahui, Edy Rahmayadi juga merupakan Gubernur Sumatera Utara yang didukung Partai Gerindra.
Baca: Ramalan Zodiak Minggu Ini, 20-26 Januari 2019: Virgo Hindari Konflik, Libra Putus Asa karena Cinta
"Tapi kalau kita mendengar pidato beliau soal mundurnya itu, kita itu seperti melihat sosok sipil yang bertanggung jawab, sosok ksatria yang berani mengakui kekurangannnya dan mundur dari posisi tersebut," ujar Andre saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (20/1/2019).
Alasannya, dikatakan Andre, ada sejumlah pemimpin yang dinilai gagal tetapi tetap ngotot untuk melanjutkan kepemimpinan.
"Bahkan ada yang mau lanjut dua periode. Ini kan jadi pelajaran penting juga bahwa jika pemimpin suatu lembaga gagal, maka ya jangan ngotot untuk tetap bertahan," lanjutnya.
Baca: 4 Fakta Terbaru Kasus Vanessa Angel, Alasan VA hingga Tanggapan sang Ayah dan Ibu Tiri
Andre pun berharap dengan mundurnya Edy Rahmayadi dijadikan keteladanan bagi pemimpin mana pun.
Selain itu, ia berharap PSSI mendapatkan pengganti yang sepadan.
"Kita sepenuhnya menyerahkan keputusan Pak Edy yang mundur sebagai Ketua PSSI, dan barangkali Pak Edy mungkin ingin fokus sebagai Gubernur Sumatera Utara," katanya.
Seperti diketahui, Edy Rahmayadi menyatakan mundur dari kursi kepemimpinan Ketua Umum PSSI, Minggu (20/1/2019) pagi.
Baca: KPU Tak Mau Disalahkan Jika Pasangan Capres-Cawapers Kurang Mampu Jelaskan Isu-isu Utama
Edy Rahmayadi menyatakan sikap mundur di hadapan voter atau peserta Kongres tahunan PSSI di Hotel Sofitel Nusa Dua, Bali.
Dikatakan Edy Rahmayadi, pernyataan ini dilontarkan tanpa tekanan.
Gubernur Sumatera Utara ini merasa gagal dan tidak punya waktu mengurus organisasi sepak bola terbesar di Indonesia ini.
Usai dirinya menyampaikan mundur, Edy Rahmayadi mengaku gagal mengelola organisasi ini.
"Gagal, dilarang atur skor, terjadi atur skor. Ada perkelahian-perkelahian, itu kan gagal berarti saya. Mudah-mudah dengan wartawan membantu PSSI ini ke depan akan lebih baik. Setuju?" ujar Edy Rahmayadi di hadapan awak media.