Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menyebut ada fenomena yang dianggap membahayakan persatuan masyarakat Indonesia.
Grace mengibaratkan fenomena itu dengan “normalisasi Intoleransi”. Grace menyayangkan fenomena ini, dapat menimbulkan konflik yang akan menghancurkan toleransi di masyarakat.
Hal ini disampaikan Grace dalam pidato politik di Festival 11 Yogyakarta yang bertempat di Graha Pradipta Jogja Expo Center pada Senin 11 Februari 2019. Acara dihadiri sekitar 2.000 hadirin yang terdiri dari pengurus, kader, dan simpatisan PSI.
“Pembiaran penyerangan atas kelompok yang berbeda keyakinan, penutupan tempat ibadah, meluasnya ceramah kebencian, lama-lama menjadi sesuatu yang kita anggap biasa," ujar Grace melalui keterangan tertulisnya, Senin (11/2/2019).
Baca: Ungkap Tempat Kenangan Selama 15 Tahun Kenal, Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Berikan Jawaban Berbeda
"Inilah fenomena berbahaya yang disebut aktivis peneliti perempuan Sandra Hamid sebagai normalisasi intoleransi,” kata Grace saat berpidato politiknya yang berjudul 'Musuh Utama Persatuan Indonesia'.
Grace kemudian menjelaskan bahwa gejala normalisasi intoleransi adalah ketika masyarakat semakin menganggap intoleransi sebagai sesuatu yang normal.
“Gejala normalisasi intoleransi adalah ketika masyarakat semakin menganggap intoleransi sebagai sesuatu yang normal akibat meluasnya kampanye kultural yang mengajak orang hanya berpikir secara biner: hitam – putih. Kaum kita – musuh kita,” tutur Grace.
Di tengah gelombang normalisasi intoleransi yang semakin besar ini, Grace menegaskan, SI tidak akan diam. PSI akan melawan segala bentuk ancaman bagi persatuan masyarakat Indonesia karena sesuai dengan perjuangan pokok PSI yaitu melawan intoleransi.
Grace menegaskan bahwa fenomena normalisasi intoleransi yang membahayakan inilah yang akan menjadi prioritas pertama yang harus PSI selesaikan, yaitu melawan segala bentuk ancaman bagi persatuan masyarakat.