TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan bahwa pemerintah saat ini tengah berupaya menangkal 'revolusi jari' yang memiliki dampak negatif bagi kemajuan bangsa.
Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam sambutannya saat menghadiri acara 'Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Kehumasan dan Hukum Seluruh Indonesia' yang digelar Kementerian Dalam Negeri.
Menurutnya, saat ini banyak bermunculan berita yang memuat konten bersifat 'paradoks', atau tidak sesuai dengan pernyataan atau informasi sebenarnya.
Konten berita 'paradoks' itu kini banyak dilempar pada tahun politik yang kian memanas.
"Ada sebuah berita yang paradoks, yang dengan mudahnya berita-berita itu dilempar, padahal itu sungguh tidak sesuai kenyataan," ujar Moeldoko di Birawa Hall, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (11/2/2019).
Baca: Moeldoko Bicara Bahaya Revolusi Jari yang Harus Diwaspadai
Jenderal (Purn) TNI satu ini pun menegaskan bahwa selama empat tahun terakhir, pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) telah bekerja sangat baik dan memiliki sederet capaian prestasi.
Namun hanya karena 'revolusi jari', kebenaran dari informasi yang ada 'terpatahkan' begitu saja oleh munculnya pemberitaan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Pemerintah sudah bekerja luar biasa, tapi hanya dipatahkan dengan semburan berita yang tidak jelas, bohong, fitnah, luar biasa," jelas Moeldoko.
Lebih lanjut ia menekankan, dahsyatnya efek dari 'revolusi jari' itu, capaian kinerja Jokowi-JK bisa secara mudah ditangkis dengan kemunculan berita hoax yang sangat massive beredar.
Terlebih saat ini menjelang Pilpres 2019.
"Padahal (diperoleh) melalui kerja-kerja luar biasa tapi hanya dipatahkan dengan satu berita," kata Moeldoko.