Namun, konseling yang diberikan padanya memberikan trauma healing yang cukup membantunya.
Mirisnya, salah satu cara yang harus dilakukan memang sempat membuatnya ragu, hal itu karena Fifi harus mencoba kembali mendatangi lokasi yang pernah membuat hidupnya seketika hancur.
"Saya tidak sanggup untuk bekerja kembali dan stress, konseling dengan psikolog, dan akhirnya mereka menyampaikan bahwa (hal ini) harus dihadapi, bahwa kita harus bisa berada pada saat kejadian terjadi," jelas Fifi.
Baca: Prabowo Dilarang Salat Jumat, BPN: Selama Ini Ditanya Salat Di mana, Sekarang Kok Dilarang?
Perlahan namun pasti, ia akhirnya mencoba saran tersebut.
Fifi mulai mencoba menginjakkan kakinya ke kawasan hotel itu, namun ia mengawalinya melalui kawasan perbelanjaan ITC Ambassador.
Fifi tampak mengatur intonasi suaranya saat menyebutkan lokasi-lokasi yang berdekatan dengan titik peristiwa naas itu.
Hingga akhirnya ia melanjutkan pernyataannya bahwa dirinya kini berhasil berada di titik ini, tidak hanya bisa menginjakkan kaki di hotel yang memberikan nestapa baginya.
Namun juga bertemu para mantan teroris yang secara langsung maupun tidak langsung, berperan dalam proses hidupnya saat ini.
"Kemudian saya ke Marriot, kurang lebih saya berangkat dari Ambassador sampai saya di titik ini, di mana saya sekarang berada," tegas Fifi.
Dalam acara bedah buku itu pun, hadir pula Ali Imron, mantan Napi Teroris yang pernah melakukan aksi Bom Bali I.
Keduanya pun sempat saling mengungkapkan pernyataan masing-masing.
Ali pun meminta maaf atas apa yang pernah ia dan rekan-rekannya lakukan dan akhirnya menimbulkan dampak trauma berkepanjangan dan luka yang membekas bagi para korban.
Wajahnya terlihat menunjukkan penyesalan, ia mencoba merangkai kata-kata yang penuh makna permohonan maaf.
Ali pun mewakili teman-temannya, baik yang sudah tobat maupun yang masih berpikiran radikal, untuk menyampaikan permohonan maaf kepada korban dan keluarga korban.
Wajahnya terlihat sedih dan ia mengarahkan pandangannya ke posisi Fifi berdiri, arah tubuhnya pun demikian.
Ia terlihat memberikan penghormatan kepada orang dihadapannya itu yang harus menjadi korban dari pemahaman ilmu agama yang salah.
"Mbak Fifi, jadi meskipun saya ketika kejadian itu sudah di penjara, tetapi saya perlu mewakili kawan-kawan, baik yang sudah sadar ataupun yang belum sadar, jadi yang paling dalam, kami mohon maaf sebesar-besarnya karena pernah terlibat aksi terorisme," pungkas Ali.