TRIBUNNEWS.COM - Calon Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi peran para petani jagung di sejumlah daerah.
Jokowi menilai mereka telah bekerja keras meningkatkan angka produksi jagung hingga 3,3 juta ton, sehingga Indonesia mampu mengurangi impor secara drastis.
"Terimakasih pada para petani jagung karena Indonesia berhasil produksi 3,3 juta ton jagung, sehingga impor kita turun drastis dari 3,5 juta ton/tahun, menjadi 180 ribu ton tahun lalu," kata Jokowi dalam debat Pilpres di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Minggu (17/2) malam.
Menurut Jokowi, para petani sangat berjasa karena telah berkontribusi besar pada stabilnya harga dan terpenuhinya pasokan stok. Di samping itu, keberhasilan ini mampu ditopang oleh kerja keras pemerintah yang memotong rantai pasok komoditas pertanian.
Baca: Dinilai Jokowi Kurang Optimistis, Ini Pembelaan Prabowo Subianto
"Semua itu kami kerjakan agar petani dan konsumen menikmati harga yang sangat layak," katanya.
Jokowi mengaku bangga karena usaha petani dan kerja keras pemerintah mampu bersinergi secara baik untuk mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045.
Apalagi, produksi jagung selama empat tahun terakhir sudah mencukupi kebutuhan pakan ternak secara menyeluruh di seluruh daerah.
Selain jagung, Jokowi juga mengapresiasi petani padi yang juga berhasil menurunkan impor pada tahun 2014.
Kemudian situasinya berubah drastis karena Indonesia mampu mencapai swasembada sesuai ketetapan Food and Agriculture (FAO), dimana produksi Indonesia sudah 90 persen mencukupi kebutuhan.
"Di bidang beras sejak tahun 2014 impor kita turun dan produkai beras kita sudah swasembada. 2018 produksi 33 juta ton beras, konsumsi kita 29,6 juta.
Artinya ada surplus sebanyak 3 juta ton. Kemudian kenapa kita impor, kebijakan itu untuk stok dan cadangan ketika kita mengalami gagal panen, bencana dll," katanya.
Menurut Jokowi, tantangan pemerintah yang perlu diselesaikan secara cepat adalah menjaga keseimbangan harga. Langkah menstabilkan harga perlu agar para perani senang dan untung.
"Kalau kita hanya menaikan harga, masyarakat pasti menjerit. Disinilah fungsi pemerintah agar 22 nya mendapat keuntungan," katanya.
Seperti diketahui, sejak tahun 2014 rekomendasi pemasukan jagung sebagai pakan ternak mencapai 3,16 juta ton. Tapi angka itu menurun pada tahun 2015 menjadi sebesar 13,34 persen atau 2,74 juta ton.