Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga warga mantan kombatan kelompok Perci menyerahkan senjata kepada Satgas TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXIX-A RDB/MONUSCO di Kongo.
Komandan Satgas TNI Konga XXXIX-A RDB MONUSCO, Kolonel Inf Dwi Sasongko menyampaikan bahwa satuan yang dipimpinnya menerima penyerahan senjata kelompok bersenjata Perci, Senin (18/2/2019).
“Dua warga yang tergabung dalam Armed Groups (AGs) pimpinan Kadogo, menyerahkan dua pucuk senjata jenis Automatic Machine Gun (AMG) dan AK-47 serta 33 butir amunisi kepada Satgas Indo RDB secara sukarela di Desa Kabulo dan Desa Bakari,” kata Dwi dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tribunnews.com, Selasa (19/2/2019).
Baca: DKI Tak Segan Cabut Izin Pengelola Rusun yang Tak Taati Pergub
Pada waktu yang sama seorang warga lainnya dari kelompok Mai-mai Sugara juga menyerahkan senjata jenis AK-47 dengan 2 butir amunisi kepada Satgas RDB di Provinsi Tanganyika.
Menurut Dwi Sasongko, penyerahan senjata oleh warga tersebut tidak terlepas dari kegiatan yang dilakukan Satgasnya.
"Kegiatan patroli, Cimic dan pendirian SCD yang dilakukan Satgas Konga MONUSCO, berdampak sangat positif, dan gaungnya didengar warga pelosok desa di wilayah Provinsi Tanganyika. Sehingga, penyerahan ini menunjukan bahwa muncul kesadaran kepada warga untuk menyerahkan senjata karena kita bisa menjamin keamanan dan keselamatan mereka,” kata Dwi.
Baca: Prakiraan Cuaca BMKG di 33 Kota di Indonesia Rabu 20 Februari 2019, Bisa Jadi Panduan untuk Liburan
Lebih lanjut, Dwi Sasongko menjelaskan bahwa program Pembinaan Teritorial yang dilakukan Kontingen Garuda ini juga efektif dalam mengambil hati dan pikiran warga Kongo yang sedang mengalami konflik.
“Penyerahan senjata sekaligus kembalinya tiga warga ex-combatan ke Republik Demokratik Kongo merupakan hasil dari kegiatan pembinaan teritorial atau Civil and Military Coordination (Cimic) yang kita lakukan selama ini,” kata Dwi.
Ia berharap, warga mantan kombatan juga menyerahkan senjata miliknya.
"Semoga dalam beberapa waktu ke depan akan menyusul ex-combatan lainnya untuk menyerahkan senjata dan kembali hidup normal seperti masyarakat pada umumnya," kata Dwi.
Dalam kesempatan tersebut, ketiga warga mantan kombatan itu yakni Useni Ibrahin, Liwanga, dan Sugara Mufaume menuturkan bahwa penyerahan senjata yang dilakukannya tersebut karena didorong keinginan mereka untuk berdamai dan kembali ke masyarakat.
Mereka melakukan hal tersebut karena sudah lelah hidup bersembunyi di hutan dan menghindar dari kejaran aparat keamanan.