Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tampil di hadapan para milenial dalam acara 'Festival Satu Indonesia', Calon Presiden (Capres) nomor urut #01 Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan dua hal penting, yakni hoax dan golput.
Di hadapan para pendukungnya, Jokowi menitipkan pesan agar relawan juga simpatisannya mengambil peran dalam memberantas kabar bohong (hoax) yang masih beredar jelang Pemilu 2019 yang akan segera digelar pada April mendatang.
Jokowi memang terlihat kesal saat menyampaikan pernyataan itu lantaran isu hoax tersebut turut berdampak pada menurunnya elektabilitas dirinya dan pasangan cawapresnya, Ma'ruf Amin, di sejumlah daerah di tanah air.
"Saya titip, kita ini sudah tinggal 36 hari lagi, di banyak daerah kita turun elektabilitas kita karena kabar fitnah, kabar hoax dan kabar bohong, oleh karena itu kita harus merespon cepat kabar itu," ujar Jokowi, dalam pidatonya di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (10/3/2019).
Menurutnya, hoax harus dilawan dan siapapun tidak boleh takut menghadapi para oknum penyebar hoax.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan bahwa hoax sangat berbahaya bagi bangsa, jika didiamkan.
"Jangan sampai kita tidak merespon karena kita takut, ini harus kita lawan, jangan didiamkan saja, sangat berbahaya bagi negara kita Indonesia, saya titip ini dijaga (dan diawasi) betul," tegas Jokowi.
Lebih lanjut Jokowi pun menyebutkan isu lain yang selalu terjadi saat Pilkada maupun Pemilu berlangsung, yakni golput.
Ia mengimbau agar para relawan dan simpatisan turut mengedukasi kerabat dekat agar tidak melakukan golput.
"Dan mari kita gaungkan jangan ada satu orang pun yang golput, jangan, ajak saudara-saudara kita, tetangga-tetangga kita ke TPS (Tempat Pemungutan Suara), jangan sampai ada satu orang pun yang golput," kata Jokowi.
Dalam rangkaian acara tersebut, turut diisi sejumlah musisi, satu diantaranya band indie papan atas tanah air, White Shoes & The Couples Company.
Jokowi pun hadir didampingi Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Erick Thohir, Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan serta Sekretaris Kabinet Pramono Anung.